Page 59 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 59

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

                Di sektor pertanian, kebijakan pertanahan tidak dida-
            sarkan atas penataan aset produksi tetapi langsung diarah-
            kan kepada upaya peningkatan produktivitas melalui pene-
            rapan teknologi baru. Seiring dengan ini, proses guremisasi
            petani, dan bahkan kehilangan lahan sama sekali, kian me-
            ningkat karena petani kecil terlempar dari kompetisi di
            lapangan usahatani padi sawah yang kian komersial. Ironis-
            nya, ketika banyak petani kehilangan akses pada tanah, pada
            saat yang sama berlangsung pula kebijakan pengalokasian
            tanah skala besar yang bias kepentingan pemodal. Di pihak
            lain, hampir setiap upaya pembangunan juga membutuhkan
            tanah yang menimbulkan konversi besar-besaran lahan
            pertanian, terlebih karena belum ditaatinya tata ruang dan
            penataan tanah sebagai acuan pemanfaatan dan penggunaan
            tanah. Belum lagi kecenderungan secara tidak sadar mele-
            takkan tanah dalam kerangka perburuan rente sehingga
            menjadi ajang permainan spekulasi. Kesemuanya ini telah
            mempertinggi kuantitas dan kualitas sengketa serta konflik
            pertanahan di tanah air yang terus meningkat dari waktu ke
            waktu.
                Kesemuanya ini tentu menciptakan komplikasi tam-
            bahan terhadap persoalan agraria nasional, baik secara
            politis, yuridis, kelembagaan, sosial, ekonomi, maupun ling-
            kungan dan ekologis. Sebagai catatan, konflik agraria telah
            menjadi penyebab utama dari jumlah terbesar konflik yang
            berlangsung di tanah air, baik yang bersifat vertikal, dan
            bahkan horisontal. Konsorsium Pembaruan Agraria men-
            catat bahwa selama periode 1970-2001 telah terjadi 1.753
            sengketa tanah struktural dengan luas lahan sengketa
            hampir 11 juta hektar dan menimbulkan kerugian pada lebih

            12
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64