Page 254 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 254

I Gusti Nyoman Guntur, Dwi Wulan Titik Andari, Mujiati
            236

            hak-hak  adat, harta kekayaan  adat  dan  harta  kekayaan  kadamangan
            serta mengurus  dan mengatur ketentuan  dalam hukum  adat,  terhadap
            hal-hal  yang  berkaitan dengan  tanah adat dan  hak-hak adat di atas
            tanah di wilayahnya, guna kepentingan keperdataan adat. Perda tersebut
            ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur No 13 Tahun 2009, tetapi yang
            terjadi  masyarakat adat kesulitan  untuk mempertahankan hak-hak adat
            mereka atas tanah dan kekayaan adat lainya baik di atas maupun di bawah
            tanah.
                Kedua, penetapan Hak Komunal (sebagai salah satu hak atas tanah)
            hanya dilakukan dengan  peraturan  setingkat  Menteri.  Permen  ATR/
            BPN Nomor 9 Tahun 2015 potensial menimbulkan permasalahan yuridis,
            sehingga akan  menyulitkan dalam  pelaksanaannya.  Dengan  terbitnya
            Permen ini juga mencabut Peraturan Menteri Agraria/Ka BPN No. 5 Tahun
            1999 yang mengatur hak ulayat. Apakah ini berarti konsep tanah adat/ulayat
            dalam rezim lama (UUPA) diganti dengan konsep tanah komunal . Pasal 1
                                                                    13
            ayat (2) Permen ini: “Hak Komunal atas Tanah yang selanjutnya disebut hak
            komunal adalah hak milik bersama atas tanah suatu masyarakat hukum
            adat atau hak milik bersama atas tanah yang diberikan kepada masyarakat
            yang  berada  dalam  kawasan  hutan  atau  perkebunan”.  Hak  komunal
            tersebut didaftarkan hak atas tanahnya dan diterbitkan sertifikat hak atas
            tanah  atas nama  anggota Masyarakat Hukum  Adat. Dengan  demikian,
            Hak komunal mengandung kewenangan-kewenangan maupun kewajiban
            subyek hukumnya  yang melekat  pada hak komunal  tersebut,  sehingga
            termasuk dalam jajaran hak keperdataan (hak atas tanah) namun, Pasal
            16 UUPA tidak menyebut hak komunal sebagai salah satu hak atas tanah.
            Hak Komunal diartikan sebagai hak atas tanah, sehingga karenanya dapat
            diterbitkan surat tanda bukti hak. Pertanyaannya, apakah sebuah Peraturan
            Menteri  dapat menciptakan Hak komunal (“merubah hak  ulayat  yang
            bersifat publik”) sebagai salah satu hak atas tanah; Bandingkan, hak milik
            satuan rumah susun diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011.
                Ketiga,  terjadi  dualisme  pejabat  yang berwenang menetapkan hak
            atas tanah. Dengan menerapkan Permen ATR berimplikasi pada dualisme
            dalam penetapan  hak  yaitu penetapan pemberian  hak  atas  tanah pada
            umumnya dilakukan oleh otoritas  pertanahan  (lihat  Peraturan Kepala
            Badan Pertanahan Nasional  Republik Indonesia Nomor 2  Tahun 2013


            13   Lihat  juga komentar,  Maria  SW Sumardjono,  Guru  Besar  Hukum  Agraria
                Fakultas Hukum UGM, Ihwal Hak Komunal atas Tanah, Kompas.
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259