Page 251 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 251

Pengakuan Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah dalam ...  233


              penguasaan  yang  langsung  dimanfaatkan oleh otoritas  Kehutanan atau
              penguasaan oleh otoritas Kehutanan dan pemanfaatannya oleh masyarakat
              adat melalui  skema  pemberdayaan masyarakat.  Kedua,  terhadap  tanah
              (hutan) Negara yang awalnya sudah dikuasai otoritas Kehutanan namun
              terdapat penggarapan oleh masyarakat adat dalam jangka waktu kurang
              dari  20  tahun, dapat dijadikan obyek  reforma agraria,  sehingga  harus
              melalui “pelepasan penguasaan atas tanah negara” oleh otoritas Kehutanan
              kepada masyarakat adat.


              D.  Tahapan Pengakuan Tanah Adat

                  Adapun prosedur penyelesaian penguasaan  tanah  dalam  kawasan
              hutan,  melalui dua  tahapan  yaitu  proses  pelepasan obyek dari  kawasan
              hutan dan proses pensertipikatannya.
              a.  Tahap “pelepasan  obyek  (tanah  dan  hutan)”  dari  kawasan hutan
                  (Negara) oleh otoritas Kehutanan. Tahap awal kegiatan penyelesaian
                  penguasaan  tanah  dalam kawasan hutan  disebut  sebagai kegiatan
                  “pelepasan obyek (tanah dan hutan)” dan bukan merupakan kegiatan
                  “pelepasan hak atas tanah” oleh karena memang sejak awal (semula)
                  atas obyek dimaksud merupakan hak atas tanah dan hutan yang telah
                  dimiliki oleh masyarakat adat baik secara individu dan atau komunal
                  yang dapat dikategorikan  sebagai  hak-hak  lama atas  tanah.  Obyek
                  dimaksud bukan merupakan tanah Negara yang dikuasai oleh otoritas
                  Kehutanan (hanya berupa klaim sepihak, yaitu penunjukan dan atau
                  penetapan sebagai kawasan yang berfungsi untuk hutan).
                      Adapun tahapan/prosedur kegiatan dalam pelepasan obyek dari
                  kawasan hutan (hutan Negara) menjadi (kembali) tanah dan hutan
                  adat adalah:  a)  pembentukan  Tim  IP4T oleh  Bupati/Gubernur,  b)
                  penerimaan permohonan oleh Tim IP4T, c) verifikasi, d) pendataan
                  lapangan,  e)  analisis  data  yuridis  dan  data  fisik,  f)  rekomendasi
                  kepada Kepala Kantor Pertanahan atau Kepala Kantor Wilayah BPN,
                  g) penyampaian hasilnya pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
                  Kehutanan, h) kajian dan tata batas ulang kawasan, serta, i) pembuatan
                  surat keputusan perubahan batas kawasan hutan (Negara) dan surat
                  keputusan perubahan kawasan hutan (Negara).
                      Tugas  Tim  IP4T  adalah  menerima pendaftaran permohonan,
                  melakukan verifikasi, melaksanakan pendataan lapangan, melakukan
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256