Page 287 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 287

Pengadaan Tanah Tol Tras Jawa Ruas Mantingan-Kertosono II: ...  269


              Kantor Pertanahan  setempat,  serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
              setempat. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini  meliputi (a)  31
              wilayah pemerintah desa yang dilewati jalur tapak pembangunan jalan tol
              segmen Mantingan-Kertosono II  di Kabupaten Nganjuk (Tabel 5.1);  (b)
              setiap subyek  hak atas  tanah dan properti  (pemilik  tanah dan properti)
              dan obyek hak atas tanah dan properti (bidang-bidang tanah dan properti)
              yang terletak  di  sepanjang tapak  rencana  pembangunan tol  Trans  Jawa
              ruas Mantingan-Kertosono II di Kabupaten Nganjuk; (c) para pelaku dan
              pejabat  yang  terlibat  dalam  pengadaan  tanah  pembangunan  jalan  tol
              segmen Mantingan–Kertosono II di Kabupaten Nganjuk.
                  Sampel penelitian  ini adalah  (a) sebagian anggota populasi wilayah
              desa yang dilalui jalur tapak bangunan jalan tol Mantingan-Kertosono II di
              Kabupaten Nganjuk, (b) bagian dari subyek dan obyek bidang-bidang tanah
              dan properti yang menjadi populasi penelitian tersebut, dan (c) sebagian
              dari para petugas dan pejabat yang terlibat dalam proses pengadaan tanah
              pembangunan jalan  tol  segmen Mantingan-Kertosono II  di  Kabupaten
              Nganjuk.
                  Teknik pengambilan sampelnya adalah:
              a.  Sampel wilayah desa. Purposive sampling Technique digunakan untuk
                  pengambilan  sampel  dari  populasi  wilayah desa,  yaitu  memilih  6
                  desa yang jumlah pembebasan bidang-bidang  tanahnya merupakan
                  enam  terbanyak  dari  31  desa  di Kabupaten Nganjuk  yaitu (1)  Desa
                  Sambirejo  di  Kecamatan  Tanjunganom  sebanyak 315 bidang; (2)
                  Desa Putren  di Kecamatan Kedungdowo  sebanyak 252 bidang  ; (2)
                  Desa Pisang  Kecamatan Patianworo  sebanyak 172  bidang; (3)  Desa
                  Waung di  Kecamatan Baron sebanyak 148 bidang; (4)  Desa Bungur
                  di Kecamatan  Sukomoro  sebanyak  142 bidang;  (5)  Desa  Mungkung
                  di Kecamatan Rejoso  sebanyak 122  bidang;  dan (6)  Desa Banaran
                  Wetan di Kecamatan Bagor sebanyak 124 bidang. Pemilihan sampel
                  ini didasarkan  pada  pertimbangan  bahwa  di desa-desa  dengan
                  jumlah bidang  tanah  yang  dibebaskan lebih banyak kemungkinan
                  timbulnya permasalahan diharapkan lebih banyak dan lebih variatif
                  sehingga menghasilkan  temuan  penelitian  yang lebih menarik  dan
                  lebih bermanfaat. Di samping itu, wilayah desa yang berbeda diyakini
                  memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dalam hal kondisi fisik,
                  sosial-ekonomi masyarakat dan aparatnya sehingga diharapkan akan
                  diperoleh ragam permasalahan pengadaan yang variatif. Dari masing-
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292