Page 315 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 315

Pengadaan Tanah Tol Tras Jawa Ruas Mantingan-Kertosono II: ...  297


                  Nganjuk Bapak Suroto dan stafnya Aminudin (2015, hasil komunikasi
                  pribadi)   diperoleh informasi bahwa  permasalahan  atau hambatan
                         16
                  dalam  pembebasan  lahan dapat  muncul  dalam  setiap  tahapannya.
                  Tahapan dalam pengadaan tanah untuk jalan tol ini, dapat disimplifikasi
                  meliputi: (a) tahap penetapan lokasi, (b) tahap identifikasi obyek dan
                  subyek hak  yang  terkena  proyek,  (c)  tahap musyawarah  penetapan
                  besar ganti rugi (per m ), dan (d) tahap penentuan dan penghitungan
                                      2
                  nilai  ganti  rugi (per luasan bidang  yang  terkena  proyek).  Dalam
                  masing-masing tahapan tersebut terdapat  kemungkinan  munculnya
                  kendala yang menghambat proses pembebasan lahan sebagai berikut
                  (Suroto dan Aminudin, 2015, komunikasi pribadi) :
                                                             17

              a. Tahap penetapan lokasi.

                  Dalam proses pengadaan  tanah untuk  jalan  tol  dimulai  dengan
              penetapan  lokasi  oleh  Bupati atau  Walikota dimana  proyek  tersebut
              dibangun. Calon lokasi yang akan ditetapkan ini diidetifikasi oleh suatu
              konsultan  yang ditunjuk oleh  Pemrakarsa  pekerjaan,  misal dalam  hal
              pembangunan  jalan  tol  ini  adalah  Kementrian  PU.  Berdasarkan  hasil
              kerja konsultan ini  diperoleh  calon jalur jalan  tol  sebagai  calon lokasi
              proyek  pembangunan jalan  tol,  yang lebarnya  dimungkinkan  selebar
              0,5 km sepanjang jalan tol yang akan di bangun (Ring of Way = ROW).
              Selanjutnya  hamparan lahan yang terdiri dari bidang-bidang tanah baik
              yang  utuh  maupun yang  sebagian  inilah yang  dtetapkan  sebagai  calon
              lokasi  pembangunan  proyek  jalan  tol  yang  ditetapkan oleh  Bupati atau
              Walikota setempat.
                  Permasalahan yang dapat timbul dalam proses identifikasi calon lokasi
              hingga  penetapan  lokasi  proyek  ini  adalah dimungkinkannya dimasuki
              oleh para spekulan tanah. Para spekulan ini tidak sembarang orang, mereka
              memiliki kapasitas untuk mengakses berbagai informasi mengenai program
              pembangunan tersebut sehingga mampu memilih lokasi spikulasi investasi
              pembelian tanah di dalam calon lokasi proyek tersebut. Memang dalam SK
              penetapan lokasi oleh Bupati atau Walikota ini telah ditegaskan mengenai
              larangan terjadinya transaksi jual beli atau peralihan hak atas tanah lainnya



              16   Komunikasi pribadi dengan Waligi Pejabat Pembuat Komitmen (PKP) Jalan
                  Tol Solo-Mantingan I, Solo, 2014.
              17   Loc.cit.
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320