Page 318 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 318
Senthot Sudirman, Dian Aries Mujiburrohman, Theresia Suprianti
300
ini tentu menjadi permasalahan sangat serius di lapangan dalam proses
pembebasan tanah. Kejadian tersebut tentu mempertaruhkan nama dan
kredibilitas BPN, khususnya Kantor Pertanahan yang bersangkutan atas
kualitas kinerjanya. Mereka berkomentar, bagaimana hal ini dapat terjadi
ketika Sertipikat Tanah yang membuat Kantor Pertanahan, pada waktu
yang berebda ditentang dan dipersalahkan sendiri? Bagaimana kerja BPN?
Hal semacam itu dirasakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Tol Solo-Mantingan I sangat mengganggu dalam proses menindalanjuti
penghitungan besarnya nilai ganti rugi tanah yang terkena proyek. Kondisi
seperti ini dijelaskan oleh Waligi dan Komarudin (2014, komunikasi
22
pribadi) menambah pekerjaan PPK untuk menegosiasikan ulang
dengan para pemilik yang memakan waktu cukup bahkan sangat lama.
Fenomena ini dirasakan sebagai penyebab molornya proses perampungan
pembebasan tanah untuk jalan tol. Oleh karena itu, khusus dalam hal
terjadinya perbedaan luas antara hasil pengukuran baru dengan data luas
tanah yang tertera dalam sertipikat tanah ini, penulis menganggap seperti
ada warisan kesalahan hasil pengukuran luas tanah dalam sertipikat tanah
yang pada gilirannya mencuat dalam proses pembebasan tanah untuk
pembangunan bagi kepentingan umum seperti jalan tol ini. Informasi ini
hendaknya dijadikan kaca benggala bagi seluruh petugas ukur dan para
pemegang otoritas di Kantor Pertanahan untuk bekerja lebih cermat, teliti,
dan profesional.
Berkaitan dengan perbedaan ukuran luas tanah antara yang dihasilkan
oleh juru ukur dengan luas tanah yang tertera dalam sertipikat tanah,
menurut penulis perlu dipertajam penelusurannya untuk bidang-bidang
tanah yang dikur berdasarkan pendaftaran sporadis dan bidang-bidang
tanah yang dikur berdasarkan proses pendaftaran sistematis baik yang
melalui ajudikasi maupun prona dan proda. Penulis meyakini, ketelitian
pengukuran sangat tergantung pada prosesnya dan pelakunya. Dalam
pengukuran sporadis yang umumnya dilakukan terhadap satu atau dua
bidang tanah akan menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi daripada
pengukuran yang dilakukan secara masal dalam proses pendaftaran
sistematis. Berkaitan dengan hal ini perlu penelitian tentang analisis
ketelitian hasil pengukuran antara yang dilakukan untuk pendaftaran
melalui cara sporadis dan cara sistematis. Hasil penelitian ini diharapkan
22 Loc.cit.