Page 232 - BUKU PANDUAN PERPUSTAKAAN
P. 232
220| Teori Perilaku Konsumen
sebelumnya, ataupun dibandingkan dengan
harga-harga produk pesaingnya. Penawaran
harga “Obral”, “Paling Murah”, “Beli Rumah
Dapat Parabola”, dan lain-lain pernyataan sejenis
di dalam iklan merupakan contoh ungkapan
yang dapat menyesatkan bagi konsumen.
Sasaran dari iklan seperti itu adalah memberikan
kesan pada konsumen tentang adanya tingkat
harga barang atau jasa tertentu yang ditawarkan.
Namun oleh pemasang iklan tidak disebutkan
harga murah tersebut dibandingkan dengan
harga yang mana. Dilihat dari sudut kepentingan
sesame pengusaha, cara penawaran seperti ini
dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
Juga masyarakat menerima dampak negatif dari
praktik periklanan ini, antara lain terbiusnya
masyarakat dari salah satu unsur judi, yaitu
harapan mendapatkan undian atau hadiah.
Sayangnya sampai saat ini belum ada penelitian
tentang berapa sesungguhnya mereka yang
menerima “Nasib Baik” dibandingkan dengan
mereka yang turut serta dalam “Perundian” itu
secara keseluruhan dan/atau mereka yang tidak
bernasib baik.
2) Penyesatan dalam Bentuk Promosi (Deceptive
Promotion)
Penyesatan dalam melakukan promosi
barang atau jasa dilakukan dengan cara-cara
melebih-lebihkan kualitas, sifat atau kemampuan