Page 409 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 409

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Desember  1943  tersiar  berita  yang  dimuat  dalam  Borneo  Shimboen
                bahwa telah dihukum mati lebih dari 200 orang yang terdiri dari orang
                Belanda,  orang  Indonesia,dan  Tionghoa.  Dua  ratus  orang  tersebut
                menurut Jepang adalah komplotan Gubernur Dr. B.J. Haga. Nama-nama
                yang  dibunuh  oleh  Jepang  antara  lain  adalah  dr.  Susilo  seorang  ahli
                malaria dan merupakan adik kandung almarhum Dokter Sutomo pendiri
                Budi  Utomo,  Hausman  Babu  mantan  Gunco  Sampit  seorang  pelopor
                                                                        4
                suku Dayak dan pendiri Pakat Dayak, B.J. Haga dan istrinya.


                7.4. Peristiwa Mandor Di Kalimantan Barat
                           Peristiwa  ini  bermula  dari  pembubaran  organisasi  pemuda  di
                Kalimantan  Barat,  kecuali  organisasi  Nissinkai  yang  ijinkan  Jepang.
                Dipelopori  oleh  Noto  Soedjono  dan  dr.  Roebini,  Nissinkai  hanya
                berpura-pura memihak Jepang; Nissinkai adalah gerakan bawah tanah
                yang mempengaruhi para sultan dan tokoh masyarakat untuk berjuang
                melawan  pendudukan  Jepang.  Para  pemuda  yang  dilatih  dalam
                berbagai organisasi Jepang seperti Seinendan (barisan pemuda), Heiho
                (prajurit  pembantu  tentara  Jepang),  dan  Keibodan  (barisan  pembantu
                polisi) menjadi pasukan inti untuk melawan pemerintah Jepang.

                            Dengan  alasan  berunding  untuk  menyelesaikan  masalah  huru
                hara yang sedang terjadi di Pontianak,  Syuutizityo mengadakan rapat
                yang dihadiri oleh 12 Sultan dan Panembahan serta para pejabat tinggi
                setempat  di  Pontianak  pada  14  April  1943.  Rupanya  rapat  itu  hanya
                akal-akalan  Jepang  untuk  menangkap  para  Sultan  dan  Panembahan
                tersebut pada tanggal 23 April 1943. Dan mereka memang ditahan di
                Markas  Kempetai  dan  akhirnya  menghilang  tidak  ada  kabar.  Berita
                tentang penangkapan para Raja dan tokoh masyarakat telah tersebar di
                masyarakat, tetapi tidak ada penjelasan apapun dari Jepang. Sebaliknya,
                Jepang  memperlihatkan  sikap  yang  baik  dan  bersahabat  dengan  para
                keluarga Raja seolah-olah tidak pernah terjadi apa–apa.
                            Meski  demikian,  tokoh  masyarakat  dan  pemuda  tidak  bisa
                menerima begitu saja. Mereka tahu bahwa semua itu adalah perbuatan
                Jepang. Untuk itu, mereka yang tergabung dalam Nissinkai menyambut
                baik rencana Jepang untuk mengadakan rapat akbar yang akan dihadiri
                berbagai kalangan di masyarakat. Dalam rapat akbar di gedung Medan
                Sepakat    di  Landraagweg     nomor    12    para   pejuang    ingin
                                                          5
                mempertanyakan nasib para Raja dan tokoh masyarakat yang ditangkap


                                                                                 397
   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414