Page 413 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 413
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Begitu juga apa yang terjadi di Sambas yang letaknya cukup jauh
dari Singkawang. Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah
diketahui oleh rakyat Sambas melalui siaran radio Sarawak. Namun,
berita ini tidak cepat tersebar karena Jepang masih bercokol di Sambas.
Rakyat Sambas mendapatkan kepastian tentang berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia dari pemuda Sambas Zainuddin Nawawi dan
Gifni Ismail yang tinggal di Pontianak. Sejak itu, semangat para pejuang
Sambas untuk menyongsong dan mempertahankan kemerdekaan
semakin berkobar. Dengan segenap jiwa dan raga mereka siap
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan yang sudah dicapai
oleh bangsa Indonesia.
Keadaan kota Pemangkat yang letaknya berada di tengah –
tengah antara Singkawang dan kota Sambas hampir sama. Setelah
menerima berita Proklamasi Kemerdekaan dari seorang pemuda yang
berasal dari desa Semparuk Pemangkat, masyarakat sangat senang.
Pemuda itu bernama M. Akir yang baru pulang dari perantauannya di
Semarang pada pertengahan Oktober 1945. Dia mengabarkan tentang
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan
pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sukarno–Hatta. Setelah mendengar
berita proklamasi para pejuang menyatakan dukungannya kepada
10
bangsa Indonesia.
Lain lagi dengan apa yang terjadi di Sintang, tempat berita itu
sebenarnya telah diketahui pada saat upacara yang diadakan oleh
Bunken Kanriken di Nanga Pinoh. Pada saat itu, penguasa Jepang
menaikan Bendera Jepang dengan diiringi bendera Merah Putih. Bunken
dalam pidatonya mengatakan ‖bahwa ia dan tentara Jepang akan
meninggalkan Nanga Pinoh menuju Sintang dan kemungkinan besar
tidak akan kembali lagi, peliharalah semangat perjuangan pemuda
pemudi Nanga Pinoh dan kalian akan merdeka‖, katanya dalam bahasa
11
Indonesia yang fasih. Dalam upacara itu, Kankuriken juga meminta
kepada pelajar yang ikut serta dalam upacara itu untuk mengatakan
―Merdeka‖.
Akan tetapi, apa yang dilakukan Jepang itu tidak membuat yakin
para pemimpin dan pejuang di Sintang, lagi-lagi karena sikap Jepang
yang bisa dipercaya. Di sisi lain, berita tentang proklamasi juga sampai
ke telinga para pejuang. Keraguan tentang kemerdekaan Indonesia
akhirnya terjawab setelah beberapa pemimpin pejuang Sintang dan
401