Page 417 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 417

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        kepada  tjita-tjita  kita  jang  senantiasa  kita  dengooeng-
                        dengoengkan  sedjak  api     pergerakan    Kebangsaan    kita
                        menjoeloehi seloeroeh alam tanah air kita Indonesia dari Atjeh
                        hingga  ke  Papua,  sekarangpun  menjala-njala  dan  berkobar-
                        kobar dalam dadamu.Kita tetap berdjuang oentoek mendirikan
                        Negara Indonesia Merdeka jang bersatoe . Kita tetap berdjuang
                        oentoek Kedaoelatan Rakjat Indonesia.


                        Dari maklumat tersebut, rakyat merasa tidak sendiri karena ada
                banyak  para  pejuang  di  seluruh  Indonesia  yang  berjuang  untuk
                mendapatkan  kemerdekaan  tanpa  harus  memintanya  kepada  Jepang.
                Namun,  situasi  yang  ada  saat  itu  membuat  para  pejuang  dalam
                kebingungan  antara  takut,  rasa  tidak  percaya  dan  keinginan  untuk
                berjuang.  Pengalaman  Sunaryo  dan  Syahrul  penting  dicatat  di  sini.
                Mereka memang sempat mendengar kekalahan Jepang terhadap Sekutu
                pada  tanggal  16  Agustus  1945    melalui  radio  secara  sembunyi–
                sembunyi.  Namun, berita itu tidak dapat diinformasikan kepada orang
                lain  karena  Jepang  selalu  mengawasi  gerak-gerik  rakyat.      Jadi,  jelas
                bahwa  di  dalam  msyarakat  masih  ada  yang  memiliki  radio  secara
                sembunyi-sembunyi  dan  tidak  menutup  kemungkinan  proklamasi
                kemerdekaan juga sudah diterima lebih awal. Hanya saja, saat itu tidak
                memungkinkan  untuk  langsung  memberitahukan  kepada  yang  lain
                secara terbuka.
                         Berita  proklamasi  secara  resmi  diperoleh  dari  seorang  pejuang
                Banjarmasin,  A.A  Hamidhan,  yang  diutus  oleh  Jepang  sebagai
                perwakilan dari surat kabar Borneo Simboen terbitan Banjarmasin untuk
                meliput  kegiatan  Panitia  Persiapan  Kemerdekaan  Indonesia  (PPKI  )  di
                                               16
                Jakarta  pada  15  Agustus  1945.   A.A    Hamidhan  menjadi  salah  satu
                saksi dalam pembacaan konsep proklamasi  dan pada saat pembacaan
                teks  Proklamasi  Kemerdekaan  di  halaman  rumah  Sukarno  Jalan
                Pegangsaan Timur. Juga A.A Hamidhan yang mengikuti sidang- sidang
                PPKI yang berlangsung pada tanggal 18 dan 19 Agustus.

                        Setelah  kembali  ke  banjarmasin  pada  20  Agustus,  dia
                seharusnya  mempunyai  berkewajiban  untuk  menyampaikan  berita
                penting  tersebut  kepada  seluruh  rakyat  Banjarmasin.  Namun,
                kenyataanya tugas tersebut tidak dapat dilakukan  karena ada larangan
                dari  Meinsebu Chokan agar tidak menyebarkan berita proklamasi dan



                                                                                 405
   412   413   414   415   416   417   418   419   420   421   422