Page 412 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 412
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Kalimantan, melalui gelombang radio, surat kabar, para pejuang yang
datang dari Jawa, pamlet, maupun ekspedisi- ekspedisi yang dilakukan
oleh para pemuda pejuang dari Jawa seperti BPRI yang dipimpin oleh
Bung Tomo dari Surabaya.
Dalam suasana ketakutan, seorang pemuda di Pontianak—salah
satu kota terbesar di Kalimantan Barat—bernama M. Sukandar,
mendengar berita proklamasi dari radio yang berhasil disembunyikan.
Sukandar mendengar siaran radio dari Fransiso dalam bahasa Indonesia
pada 18 Agustus 1945 di malam hari, yang menyatakan bahwa
proklamasi kemerdekaan telah dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945
oleh Soekarno di Jakarta. 7 Namun, berita itu tidak bisa langsung
disebarkan. Sukandar secara sembunyi-sembunyi dan bertahap
memberitahukan hal tersebut kepada kawan-kawan terdekatnya, yang
akhirnya menyebar dari mulut ke mulut.
Meski terlambat, berita proklamasi kemerdekaan telah membuat
rakyat merasakan kebahagian. Tindakan patriotik pun dilakukan
seorang pejuang yang bekerja sebagai juru rawat, Ali Anyang. Dia
mengibarkan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya pada
8
pertengahan Desember di Rumah Sakit Sungai Jawi, Pontianak.
Sementara pengibaran bendera Merah putih secara resmi dan disaksikan
oleh banyak rakyat Kalimantan Barat terjadi pada saat diadakannya
rapat di Kebun Sayok (sayur) yang diprakarsai oleh GAPPI pada tanggal
9
24 Oktober 1946.
Lain halnya dengan Ketapang, kota lain di Kalimantan Barat.
Berita proklamasi secara resmi di terima melalui seorang pejuang yang
baru datang dari Jawa, yaitu A. Halim H. Abdul pada 24 Agustus 1945.
A. Halim H. Abdul mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia telah
resmi di umumkan dan pimpinan Bangsa Indonesia adalah Soekarno–
Hatta. Berita ini sungguh menjadi berita yang menggembirakan bagi
para pejuang Ketapang yang segera melakukan persiapan untuk
menyongsong kemerdekaan.
Singkawang sebelum dimekarkan menjadi dua wilayah adalah
ibukota dari Kabupaten Sambas dan dikuasai oleh Sultan Sambas. Pada
masa Pemerintahan Jepang, Singkawang dijadikan daerah Ken Cho. Di
Singkawang dan Bengkayang, berita proklamasi diterima dari pejuang
anggota PPRI, Ya’ Ahmad Dundik, pada 2 Oktober 1945, yang memang
ditugaskan PPRI untuk menyebarkan berita proklamasi di daerah.
400