Page 8 - ROMANA 1
P. 8

Untuk Dipahami
                     Sejak dari  dalam  kandungan, manusia  memiliki  hak asasi  dan berhak
                 menentukan sikap dan tindakannya dengan penuh kebebasan. Setiap orang harus
                 menghargai hak asasi orang lain agar tidak terjadi gesekan atau kesalahpahaman
                 yang dapat menimbulkan perpecahan antarsesama.
                 1.  Sering kali  banyak orang mengartikan kebebasan secara  salah. Kebebasan
                     diartikan secara sempit, misalnya ”tidak terikat.” Pengertian kebebasan yang
                     sempit ini sering diartikan ”boleh bertindak atau berbuat apa pun.”
                 2.  Masih ada   orang yang menganggap bahwa      aturan yang dibuat   oleh
                     masyarakat  itu sebagai  pengekang kebebasan mereka, padahal  aturan itu
                     dibuat untuk menjamin agar setiap orang mampu melakukan kebebasannya
                     secara bertanggung jawab dengan tidak melanggar kebebasan orang lain.
                 3.  Bebas itu mengandung dua makna, yaitu bebas dari dan bebas untuk. Kita
                     bisa bebas dari berbagai hal yang tidak menyenangkan atau yang merugikan,
                     tetapi  juga  kita  memiliki  kebebasan untuk melakukan segala  sesuai  sesuai
                     dengan aturan yang berlaku.

                 Menggali Inspirasi dalam Dokumen Gereja dan Kitab Suci  tentang
                 Kebebasan Anak-anak Allah

                 1.  Bacalah Dokumen Gereja dan teks Kitab Suci berikut ini:

                                           Keluhuran Kebebasan
                                          (Gaudium et Spes art 17)


                  Adapun manusia    hanya  dapat  berpaling kepada  kebaikan bila  ia  bebas.
                  Kebebasan itu oleh orang-orang zaman sekarang sangat dihargai serta dicari
                  penuh semangat, dan memang tepatlah begitu. Tetapi sering pula orang-orang
                  mendukung kebebasan dengan cara yang salah, dan mengartikannya sebagai
                  kesewenang-wenangan untuk berbuat apa pun sesuka hatinya, juga kejahatan.
                  Sedangkan kebebasan yang sejati merupakan tanda yang mulia gambar Allah
                  dalam  diri  manusia. Sebab Allah bermaksud menyerahkan manusia  kepada
                  keputusannya  sendiri, supaya  ia  dengan sukarela  mencari  Penciptanya,
                  dan dengan mengabdi    kepada-Nya  secara  bebas  mencapai  kesempurnaan
                  sepenuhnya yang membahagiakan. Maka martabat manusia menuntut, supaya
                  ia  bertindak menurut  pilihannya  yang sadar dan bebas, artinya:  digerakkan
                  dan di dorong secara pribadi dari dalam, dan bukan karena rangsangan hati
                  yang buta, atau semata-mata  paksaan dari  luar. Adapun manusia  mencapai
                  martabat  itu, bila  ia  membebaskan diri  dari  segala  penawanan nafsu-nafsu,
                  mengejar tujuannya dengan secara bebas memilih apa yang baik, serta dengan





                 122        Buku Siswa Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13