Page 20 - Buku Ajar Pengembangan Instrumen Sikap, Minat dan Persepsi
P. 20
pengajaran mereka berjalan lancar dan berhasil. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2003) mendefinisikan mengajar sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Knirk dan Gustafson (1986) menyatakan bahwa pengajaran adalah suatu proses sistematis yang melalui tahapan-tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengajaran tidak terjadi secara tiba-tiba kecuali direncanakan sebelumnya. Proses pengajaran perlu dilaksanakan, dievaluasi, dan diawasi agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mengajar berperan sebagai proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa disamping meningkatkan penguasaannya terhadap isi pelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan pengetahuan baru.
Proses pengajaran di kelas (Classroom Teaching) menurut Dunkin dan Biddle (1974), terdiri dari empat variabel interaksi, yaitu: (i) pertanda (presage variables) seperti guru; (ii) konteks (variabel konteks) seperti siswa, sekolah, dan masyarakat; (iii) proses (variabel proses) seperti interaksi siswa dengan guru; dan (iv) produk (variabel produk) seperti pengembangan siswa dalam jangka pendek atau jangka panjang. Lebih lanjut Dunkin dan Biddle (1974) menyatakan bahwa proses pengajaran akan berjalan dengan baik jika guru memiliki dua kompetensi utama, yaitu: (i) penguasaan isi pelajaran dan (ii) penguasaan metodologi pengajaran.
15