Page 173 - BUKU AJAR ASAM NUKLEAT
P. 173
4) Transformasi
Setelah pembuatan DNA rekombinan, langkah selanjutnya dalam eksperimen kloning gen adalah memasukkan molekul-molekul ini ke dalam sel hidup, (Transformasi) biasanya bakteri, yang kemudian tumbuh dan membelah untuk menghasilkan klon. Sebenarnya, kata "kloning" hanya mengacu pada prosedur tahap selanjutnya, dan bukan pada konstruksi molekul DNA rekombinan itu sendiri.
Kloning mempunyai dua tujuan utama yaitu: Pertama, memungkinkan sejumlah besar molekul DNA rekombinan untuk diproduksi dari bahan awal dalam jumlah terbatas. Pada awalnya hanya beberapa nanogram DNA rekombinan yang mungkin tersedia, tetapi setiap bakteri yang mengambil plasmid kemudian membelah berkali-kali untuk menghasilkan koloni, setiap sel yang berisi banyak salinan molekul. Beberapa mikrogram DNA rekombinan biasanya dapat dibuat dari satu koloni bakteri, menunjukkan peningkatan seribu kali lipat dari jumlah awal. Jika koloni digunakan bukan sebagai sumber DNA tetapi sebagai inokulum untuk biakan cair, sel yang dihasilkan dapat menyediakan miligram DNA, peningkatan hasil satu juta kali lipat. Dengan cara ini kloning dapat menyediakan sejumlah besar DNA yang dibutuhkan untuk studi tentang struktur dan ekspresi gen.
Fungsi penting kedua dari kloning dapat digambarkan sebagai pemurnian. Manipulasi yang menghasilkan molekul DNA rekombinan jarang dapat dikontrol sejauh tidak ada molekul DNA lain yang hadir pada akhir prosedur. Campuran ligasi selain molekul rekombinan yang diinginkan, dapat mengandung sejumlah sebagai berikut.
a. Molekul vektor tidak terikat,
b. Fragmen DNA tidak terikat,
c. Molekul vektor yang telah disirkulasi ulang tanpa memasukkan DNA baru (vektor
“self-ligated”)
d. Molekul DNA rekombinan yang membawa fragmen DNA yang salah disisipkan.
166