Page 23 - Majalah PERHAPI Edisi 007 Juli-September 2021
P. 23

SPECIAL REPORT





                                                                   Melihat ini pun Komaidi mengatakan ada yang
                                                              tidak selaras dalam kebijakan energi nasional. Di satu
                                                              sisi ada subsidi untuk listrik dan BBM tetapi di sisi lain
                                                              Pemerintah berencana menerapkan pajak karbon.
                                                              ”Sekarang ini harga energi fosil murah karena adanya
                                                              subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat. Harus-
                                                              nya secara bertahap dihilangkan subsidinya baru ke-
                                                              mudian dikenakan pajak karbon,” tandasnya.
                                                                   Komaidi pun mendorong Pemerintah untuk
                                                              mengkaji secara lebih serius terkait hal ini. ”Kalau
                                                              pajak karbon diterapkan hampir semua energi fosil
                                                              akan terdampak mulai dari BBM, batubara, gas. Ar-
                                                              tinya harganya akan lebih mahal,” tandasnya.
                                                                   Di sisi lain Ia mengatakan sejauh ini pertum-
                                                              buhan EBT masih terbilang lamban. Porsi energi fo-
                                                              sil dalam bauran energi masih dominan antara 85-
                                                              90% dari energi baru dan terbarukan. Sementara
                                                              konsumen energi terbesar di Indonesia ada di tiga
                                                              sektor yakni industri, transportasi dan kelistrikan.
                                                                   Semuanya sektor ini berkontribusi besar dalam
                                                              pembentukan PDB Indoensia. Kalau ada shock  maka
                                                              bakal ada ancaman terhadap kontraksi ekonomi
            Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan  Indonesia. Karena biaya ekonomi akan lebih tinggi.
            Batubara Indonesia (APBI)
                                                                   ”Kalau kontraksi ekonomi terjadi maka pene-
            bijakan ini berdampak pada pengurangan tenaga     rimaan negara dari pajak akan berkurang. Jangan
            kerja. ”Oleh karenanya kami meminta Pemerintah    sampai Pemerintah mengejar di kisaran Rp 26-50
            untuk mengkaji aturan ini secara konprehensif,” tan-  triliun namun kehilangan potensi pemasukan yang
            das Hendra.                                       jauh lebih besar,” tandas Komaidi.
                 Menurutnya jika tujuannya untuk menekan           Semua akan mendukung setiap upaya untuk
            emisi karbon maka ada banyak cara yang dilakukan  menekan emisi karbon dengan menggunakan energi
            di industri pertambangan. ”Mulai dari mempercepat  bersih. Namun semua itu dilakukan secara terukur
            kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan, penggu-  dengan melihat kondisi bangsa. Apalagi jika upaya
            naan B30 di operasional tambang sampai peman-     mengurangi emisi karbon bisa dilakukan dengan ca-
            faatan EBT di area tambang,” tandas Hendra.       ra lain.
                 Bahkan APBI menurut Hendra meminta agar
            aturan terkait pajak karbon dikeluarkan dari Ran-  Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute
            cangan UU KUP sehingga perlu dibahas secara lebih
            konprehensif dengan pelaku usaha. ”APBI juga me-
            ngusulkan agar Pemerintah lebih dahulu mengatur
            skema pemberlakuan perdagangan karbon (Emissi-
            on Trading System) yang sedang disusun dalam ran-
            cangan Perpres Nilai Ekonomi Karbon,” terang Hen-
            dra.
                 Sementara Direktur Eksekutif ReforMiner Ins-
            titute Komaidi Notonegoro dalam sebuah diskusi
            media meminta Pemerintah untuk lebih berhati-
            hati dalam menerapkan kebijakan. Apalagi dalam
            situasi pandemi. Perekonomian nasional dan global
            saat ini sedang dalam pemulihan. Pemerintah sendi-
            ri memberikan ruang defisit untuk APBN saja sampai
            2023 dibolehkan untuk lebih dari 3%.
                 ”Umumnya ketika pajak karbon ini diterapkan
            harga karbon di negara tersebut akan mengikuti for-
            mula harga pasar atau harga keekonomian. Karena
            prinsipnya pajak karbon ini berkebalikan dengan
            subsidi. Pajak karbon akan jadi penambah harga se-
            mentara subsidi akan jadi pengurang harga,” tandas
            Komaidi.


                                                                          MAJALAH PERHAPI   EDISI 07/JULI-SEPTEMBER 2021  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28