Page 99 - Pendidikan-Agama-Kristen--Kelas-8
P. 99
2. Kita mengingat apa yang Allah sudah lakukan untuk kita: memberikan orang
tua, kesempatan bersekolah, kesehatan, tempat tinggal, teman-teman, dan
kesempatan untuk hidup di negara Indonesia yang sangat indah dan subur.
3. Kita harus pahami bahwa bagi Tuhan, tidak ada hal yang dilewatkan sia-sia
untuk kebaikan kita. Misalnya, suatu hari kita mengalami kecelakaan kaki
terkilir karena tidak hati-hati ketika turun tangga sehingga tergelincir. Kejadian
kaki terkilir sudah sepatutnya kita syukuri karena membuat kita bertindak lebih
hati-hati di kemudian hari, sehingga kita tidak mengulangi kecelakaan yang
sama. Contoh lainnya adalah kisah seorang siswa bernama Ani. Ani adalah
siswa yang malas belajar dan tidak patuh kepada orang tua dan gururnya.
Suatu ketika, sang ibu mengingatkan Ani untuk belajar dan mengerjakan tugas
sekolahnya. Akan tetapi, Ani ni tidak mengindahkan perintah ibunya tersebut.
Keesokan harinya, Ani terlambat tiba di sekolah dan ibu guru sudah ada di
dalam kelas. Ketika tiba saatnya memeriksa tugas sekolah, ibu guru mendapati
bahwa Ani tidak mengerjakannya. Menurutmu, apa yang akan Ani lakukan?
Mengakui bahwa ia tidak membuat tugasnya? Atau ia akan berbohong dengan
mengatakan bahwa ia membantu ibunya sehingga tidak sempat mengerjakan
tugas? Sudah sepatutnya Ani bersyukur bahwa melalui hal ini ia diingatkan
untuk tidak melakukan hal-hal yang salah yang akan membawa kerugian. Ia
juga dapat mengubah sikap malasnya menjadi sikap rajin. Pelajaran yang
dapat kita peroleh dari kisah Ani adalah tidak baik untuk membantah apa
yang diperintahkan oleh orang tua dan guru. Jadi, walaupun kita melakukan
kesalahan atau kelalaian, hal itu bisa diubahkan oleh Tuhan menjadi suatu
pembelajaran berharga untuk kita dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk berpikir dan belajar dari
kesalahan sehingga tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama.
4. Dengan bersyukur kita diminta untuk menyikapi hidup ini dengan sukacita,
bukan dengan duka dan paksa. Allah menginginkan kita memiliki sikap
optimis dalam menjalani hidup yang dikaruniakan-Nya. Allah membiarkan kita
menjalani suka duka, pahit manis karena Allah sedang membentuk kita untuk
menjadi pribadi yang tangguh, bukan pribadi yang cengeng atau mudah
menyerah bila menghadapi kesulitan sekecil apa pun.
5. Kita juga bersyukur untuk misi Allah bagi umat manusia, termasuk kita, di
dunia ini. Pengalaman yang kaya/ banyak, menghasilkan kesan yang beraneka
ragam, sehingga membuat kita lebih menghargai hidup yang dikaruniakan-
Nya. Hidup tidaklah membosankan, karena ada hal-hal baru yang membuat
kita senantiasa mengagumi betapa Allah bekerja dalam segala hal, untuk
membawa kebaikan bagi umat yang dikasihi-Nya. Manusia dengan segala
keterbatasannya, hanya mampu berbuat kebaikan untuk dirinya sendiri dan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 91