Page 10 - Modul Perpindahan Kalor kelas VII
P. 10
Pada sub bab ini diharapkan Anda dapat:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi dan konveksi
Menghitung laju kalor radiasi dan konveksi pada suatu benda
Pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang perpindahan kalor
konduksi telah dijelaskan bahwa air dan gas merupakan zat yang
termasuk isolator yaitu zat yang sulit menghantarkan kalor. Oleh karena
itu, jika satu bagian dipanaskan bagian yang lain tidak menjadi panas.
Namun kenyataannya tidaklah demikian. Pada waktu merebus air, seluruh
bagian air mempunyai panas yang sama dan jika terjadi kebakaran, udara
disekitarnya menjadi lebih panas. Hal itu menunjukkan bahwa kalor dapat
merambat melalui air dan gas. Namun, cara merambatnya bukan secara
konduksi melainkan secara konveksi.
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu medium
dengan diikuti oleh perpindahan molekul penyusunnya. Konveksi
terjadi pada aliran fluida (udara dan air). Pada saat merebus air,
sumber: mrdwicahyo.blogspot.com maka perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada air tersebut.
Gambar 1. Perpindahan kalor
secara konveksi Molekul-molekul air akan ikut berpindah seiring dengan
perpindahan kalor.
Air panas memiliki kerapatan yang lebih rendah, maka akan naik ke atas, sedangkan air yang
masih dingin memiliki kerapatan yang lebih besar, sehingga akan turun ke bawah. Contoh lain dari
perpindahan kalor secara konveksi adalah pengering rambut (hair dryer). Aliran panas yang keluar
dari pengering rambut menggunakan prinsip perpindahan kalor secara konveksi. Laju konveksi dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
H = h A ∆T
-4
4
-2
-2
dengan h = koefisien konveksi (Wm K atau Wm (°C) )
Created By Yulika Fahmanti | 10