Page 21 - EBOOK AKUNTANSI KEUANGAN
P. 21
lancar, sedangkan untuk piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun
diperlakukan sebagi piutang jangka panjang.
Berdasarkan hubungannya dengan aktivitas usaha utama perusahaan piutang
diklasifikasikan menjadi :
a. Piutang Usaha atau Piutang Dagang (Account Receivable)
adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan
perusahaan yang dilakukan secara kredit. Piutang yang terjadi sebagai akibat
penjualan barang dan jasa utama perusahaan ini berjangka pendek sehingga
dikelompokkan ke dalam asset lancar.
b. Piutang Bukan Usaha (Non Account Receivable)
adalah piutang yang timbul bukan dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Piutang bukan usaha ini bersifat macam-macam tergantung jangka waktu
penagihannya. Ada yang dikelompokkan sebagai aset lancar seperti piutang bunga,
persekot piutang dividen dan lain-lain. Namun juga ada yang dapat dikelompokkan
sebagai aset tidak lancar misalnya adalah piutang wesel yang memiliki jangka waktu
penagihannya lebih dari satu periode akuntansi. Piutang bukan usaha antara lain:
a. Uang muka pembelian
b. Piutang dividen
c. Persekot asuransi
d. Piutang bunga
e. Piutang pegawai atau uang muka kepada pegawai
f. Piutang pesanan pembelian saham
g. Piutang pendapatan sewa
h. Tagihan kepada pelanggan untuk pengembalian tempat barang misal botol, drum,
dan lain-lain
i. Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi
j. Tuntutan atas pengurangan pajak
2. Pengakuan Piutang Dagang
Piutang dicatat bersamaan dengan pencatatan pendapatan yang diperoleh
perusahaan Piutang dagang bisa diakui atau dicatat pada saat :
a. Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya transaksi
penjualan kredit.
b. Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c. Adanya pelunasan piutang dagang oleh pelanggan.
Dalam sumber lain dikatakan bahwa masalah pengakuan piutang dagang meliputi
dua masalah pokok, yaitu :
15
“Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesahalahan
orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. (Pramoedya Ananta Toer)”