Page 106 - METEOROLOGI-KLIMATOLOGI VOLUME 1 KARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFE
P. 106
jika padanya diberi impuls gaya awal. maka parsel akan kembali ke
posisi semula, akan terus bergerak, atau tetap pada posisi terakhir.
Dalam praktek, susut temperatur (lapse rate) adiabatik udara basah tak
jenuh dapat dianggap sama seperti untuk udara kering ( = ). Selain
d
dengan temperatur, stabilitas udara dapat dinyatakan dengan
temperatur potensial. Dalam teknik, stabilitas udara dapat ditentukan
dengan observasi cuaca dan ketinggian matahari (sudut zenit matahari).
Dari perhitungan indeks stabilitas Showalter, dapat disimpulkan bahwa
troposfer pada musim kemarau adalah yang paling stabil dibandingkan
dengan pada musim hujan dan kedua musim transisinya. Tetapi dari
profil vertikal temperatur potensial ekivalen diperoleh bahwa pada
troposfer bawah sampai pada ketinggian 700 mb (1 mb = 100 Pa = 1 h
Pa) atau sekitar 3.150 m, troposfer di atas Jakarta tidak stabil secara
konvektif untuk segala musim.
Jika cahaya melalui medium yang berubah densitasnya maka
akan mengalami proses pembelokan. Jika sinar cahaya memasuki ke
medium kurang rapat, sinar akan dibelokkan menjauhi garis normal
dan jika sinar cahaya memasuki ke medium lebih rapat, sinar akan
dibelokkan mendekati garis normal. Karena atmosfer bersifat
kompresibel maka kerapatannya makin ke atas makin tipis. Densitas
yang paling besar berada di permukaan. Refraksi gelombang
elektromagnetik di atmosfer dipengaruhi oleh tekanan udara,
temperatur udara, dan uap air. Karena tekanan barometrik dan tekanan
parsial uap air turun secara cepat sedangkan temperatur udara turun
secara lambat dengan ketinggian maka indeks refraksi atau
refraktivitas radio turun dengan ketinggian. Di Indonesia refraktivitas
radio bergantung pada musim. Musim basah lebih lembap jadi nilai
refraktivitas radio lebih besar dibandingkan pada musim kemarau yang
kurang lembap. Sampai ketinggian 330 mb (sekitar 9 km) distribusi
vertikal refraktivitas radio menunjukkan variasi musiman, tetapi di atas
ketinggian 330 mb refraksivitas radio tidak menunjukkan variasi
musiman. Dalam troposfer bawah, beda uap air sangat penting karena
menentukan nilai refraktivitas radio, tetapi pada troposfer atas di mana
kadar uap air sangat rendah, maka perubahan refraktivitas radio
terutama disebabkan oleh perubahan temperatur udara.
Meteorologi Indonesia Volume 1 87