Page 20 - BUKU AJAR PENGANTAR GEOLOGI
P. 20
BAB II MINERAL DAN BATUAN
1.1 Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, berfase
padat, mempunyai komposisi dan struktur tertentu. Batu bara bukan termasuk
mineral, karena berasal dari zat organik. Minyak bumi tidak termasuk mineral
karena berfase cair. Salju dan gletser termasuk mineral karena berfase padat.
Sifat fisik mineral
Mineral dapat dikenali berdasarkan Sifat fisik dari mineral tersebut antara
lain:warna, Kilap, Bentuk, Belahan, Kekerasan. Tiap mineral memiliki warna
yang khas, akan tetapi ada beberapa mineral yang memiliki warna yang hampir
sama. Kilap atau kilau mineral juga merupakan sifat fisik yang dapat digunakan
untuk identifikasi mineral. Bentuk kristal suatu mineral dikontrol oleh ikatan
kimia mineral tersebut. Belahan mineral dipengaruhi oleh ikatan lemah antar
molekul. Kekerasan mineral menunjukkan besarnya gaya tekan untuk membelah
atau merusak stuktur mineral tersebut. Kekerasan mineral dinyatakan dalam skala
Mohs.
Bentuk kristal mineral
Melalui wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan secara
geometrisdengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Dalam ilmu kristalografi
geometri dipakai enam jenis sistem sumbu,yaitu: sistem sumbu isomerik, sistem
sumbu tetragonal, sistem sumbu ortorombik, sistem sumbu monoklin, sistem
sumbu triklin, sistem sumbu heksagonal.
Sifat optik mineral
Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan umumnya dilakukan
secara mikroskopis dengan cahaya terpolarisasi. Jenis cahaya yang tersebut dapat
diperoleh dengan memakai dua prismapolarisasi atau polarisator. Mineral tertentu
memiliki sifat memutar sumbu cahaya terpolarisasi dengan arah sudut putar yang
khas.
Variasi dalam komposisi
Sifat kristal pada mineral bisa rusak atau berubah oleh pengaruh suhu dan
tekanan.Semua mineral mempunyai komposisi kimia yang tertentu dan ditulis
dengan formula kimia tertentu, contoh: Quartz SiO2 (proporsi atau rasio
Si:O=1:2).
8