Page 24 - BUKU AJAR PENGANTAR GEOLOGI
P. 24

BAB III BATUAN BEKU


             3.1 Definisi Batuan Beku
                     Batuan  beku  atau  igneus  rock  berasal  dari  Bahasa  Latin:  (ignis  yaitu
             "api").  Batuan  beku  adalah  jenis  batuan  yang  terbentuk  dari  magma  yang
             mendingin  dan mengeras,  dengan  atau tanpa proses kristalisasi,  baik  di bawah
             permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
             permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

             3.2 Tekstur Batuan Beku
                     Tekstur  didefinisikan  sebagai  keadaan  atau  hubungan  yang  erat  antar
             mineral-mineral  sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral  dengan
             massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur batuan ditentukan
             oleh kristalinitas, granularitas, bentuk kristal dan hubungan antar kristal.
                     Tekstur  pada  batuan  beku  umumnya  ditentukan  oleh  tiga  hal  yang
             penting,  yaitu:  kristalinitas,  granularitas,  bentuk  kristal  dan  hubungan  antar
             kristal.
                     Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
             terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas digunakan untuk menunjukkan berapa
             banyak  kristal  yang  berbentuk  dan  yang  tidak  berbentuk,  selain  itu  juga  dapat
             mencerminkan  kecepatan  pembekuan  magma.  Apabila  magma  dalam
             pembekuannya  berlangsung  lambat  maka  kristalnya  kasar.  Sedangkan  jika
             pembekuannya  berlangsung  cepat  maka  kristalnya  akan  halus,  akan  tetapi  jika
             pendinginannya  berlangsung  dengan  cepat  sekali  maka  kristalnya  berbentuk
             amorf.
                     Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
             Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik atau
             fanerokristalin dan afanitik.
                     Fanerik/fanerokristalin memiliki ukuran kristal yang dapat dibedakan satu
             sama lain dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan
             menjadi: halus, sedang, kasar dan sangat kasar sebagaimana ditunjukkan tabel 1.

                               Tabel 1. Penggolongan ukuran kristal fanerik

              Penggolongan Ukuran Kristal Fanerik              Ukuran Kristal
                             halus (fine)                          < 1 mm
                          sedang (medium)                         1 - 5 mm
                            kasar (coarse)                        5 - 30 mm
                      sangat kasar (very coarse)                     30 mm

                     Afanitik memiliki ukuran kristal yang tidak dapat dibedakan dengan mata
             telanjang  sehingga  diperlukan  bantuan  lensa  pembesar.  Batuan  dengan  tekstur

                                                   12
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29