Page 51 - BUKU AJAR PENGANTAR GEOLOGI
P. 51
Tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada
batuan metamorf (Huang, 1962). Dalam hal ini dikenal dua golongan mineral
yaitu stress mineral dan antistress mineral. Stress mineral merupakan mineral
yang kisaran stabilitasnya akan semakin besar bila terkena tekanan atau dengan
kata lain merupakan mineral yang tahan terhadap tekanan. Mineral-mineral
tersebut umumnya merupakan penciri batuan yang terkena deformasi sangat kuat.
seperti sekis. Contoh stress mineral antara lain kloritoid, stauroilit dan kianit.
Sedangkan antistress mineral adalah mineral yang kisaran stabilitasnya akan
menurun pada kondisi tekanan yang sama. Mineral ini tidak tahan terhadap
tekanan tinggi sehingga tidak pernah ditemukan pada batuan yang terdeformasi
kuat. Contoh mineralnya antara lain andalusit, kordierit, augit, hypersten, olivin,
potasium felspar dan anortit.
5.7 Derajat metamorfosa
Berdasarkan tekanan dan temperature, matamorfosa dapat dibedakan
menjadi 3 tingkat derajat metamorfosa, yaitu derajat metomorfosa rendah, sedang
dan tinggi.
Metamorfosa Burial terjadi pada tekanan dan temperatur yang rendah dan
serta kedalaman yang relatif dangkal. Tipe metamorfosa akan meningkat seiring
dengan meningkatnya tekanan, temperatur, dan kedalaman, yaitu dari
metamorfosa burial berubah menjadi metamorfosa regional.
Metamorfosa derajat rendah terjadi pada temperatur antara 200° hingga
320° C dan tekanan yang relatif rendah. Batuan metamorf derajat rendah
dicirikan oleh berlimpahnya mineral-mineral hidrat, yaitu mineral-mineral yang
mengandung air (H2O) didalam struktur kristalnya). Contoh dari mineral-mineral
hidrat yang terdapat pada batuan-batuan metamorf derajat rendah adalah mineral
Lempung, serpentine dan klorit.
Metamorfosa derajat tinggi terjadi pada temperatur lebih besar dari 320°C
dan tekanan yang relatif tinggi. Seiring dengan meningkatnya derajat
metamorfosa, maka mineral-mineral hidart akan semakin berkurang dikarenakan
hilangnya unsur H2O dan jumlah mineral-mineral non-hidrat menjadi bertambah
banyak.
Batuan yang berada jauh didalam perut bumi dapat mengalami penurunan
tekanan dan temperatur apabila mengalami erosi sebagai akibat dari
pengangkatan secara tektonik. Peristiwa tersingkapnya batuan akibat erosi ini
memungkinan batuan mengalami pembalikan proses metamorfosa, yaitu batuan
kembali pada kondisi awal sebelum mengalami metamorfosa. Pembalikan proses
metamorfosa seperti ini dikenal dengan istilah metamorfosa retrogresif. Jumlah
batuan metamorf yang mengalami metamorfosa retrogresif kelimpahannya sangat
39