Page 48 - E-Modul Praktikum Agrometeorologi Ika
P. 48

ACARA 5        : NERACA AIR TANAMAN (CROPWAT DAN CLIMWAT)


               TUJUAN         : Menghitung Neraca Air Suatu Lahan Serta Penerapannya Untuk Pola Tanam


               LANDASAN TEORI :

                       Air  merupakan  salah  satu  komponen  penting  dalam  menunjang  keberhsilan  usaha

               pertanian. Air berada di bumi dalam keadaan dinamis yang senantiasa membentuk suatu siklus
               yang  dikenal  dengan  siklus  hidrologi.  Salah  satu  kesimpulan  peting  dalam  siklus  hidrologi

               adalah bahwa jumlah air dalam suatu wilayah, dipengaruhi oleh masukan (input) dan keluaran
               (output) yang terjadi. Neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal dengan istilah

               neraca air dan nilainya selalu berubah dari waktu ke waktu.

                       Kelebihan  dan  kekurangan  air  di  suatu  tempat  pada  suatu  waktu  dapat  menimbulkan
               bencana.  Agar  diperolah  manfaat  setinggi  mungkin  pada  pemanfaatan  air,  diperlukan

               perencanaan yang teliti berdasarkan neraca air. Penyusunan neraca air di suatu tempat pada suatu
               periode tertentu dimaksudkan untuk mengetahui jumlah netto air yang diperoleh sehingga dapat

               dimanfaatkan  sebaik  mungkin.  Data  neraca  air  dapat  dengan  cepat  dan  mudah  memberikan
               beberapa keterangan penting tentang jumlah netto air yang dapat diperoleh, nilai surplus dari air

               yang  tidak  dapat  tertampung  dan  kapan  saat  terjadinya.  Berdasarkan  tujuan  penggunaannya,

               neraca air dapat dibedakan atas neraca air umum, neraca air lahan, dan neraca air tanaman.
                       Neraca  air  umum  disusun  secara  klimatologi  dan  bermanfaat  untuk  mengetahui

               berlangsungnya  periode  basah  (jumlah  curah  hujan  melebihi  kehilangan  air  untuk
               evapotranspirasi  potensial  maupun  kehilangan  air  keluar  dari  sistem  pertanaman).  Data  yang

               diperlukan  untuk  analisis  antara  lain  masukan  air  dari  curah  hujan  dan  keluaran  berupa
               evapotranspirasi  potensial.  Berdasarkan  perimbangan  antara  masukan  dan  keluaran  tersebut,

               maka  bila  curah  hujan  melebihi  evapotranspirasi  potensial  maka  akan  terjadi  kondisi  surplus,

               sebaliknya  bila  curah  hujan  lebih  kecil  dari  evapotranspirasi  potensial  akan  terjadi  kondisi
               defisit.

                       Neraca air lahan disusun dengan memasukkan data dan informasi fisika tanah terutama

               nilai kandungan air tanah pada kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen. Analisis ini
               bermanfaat terutama untuk penggunaan pertanian secara umum sehingga dapat digunakan untuk

               berbagai  tujuan  antara  lain:  1.  Untuk  mempertimbangkan  kesesuaian  lahan  tadah  hujan  bagi


               27 | M O D U L   P R A K T I K U M   A G R O M E T E O R O L O G I
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53