Page 116 - 3 Curut Berkacu
P. 116
98 3 Curut Berkacu
“Probihitid prom keriying sarep objek,” gue membaca sebuah tulisan yang terpampang di salah satu pintu gerbong dengan suara agak keras. Sebenarnya di situ tertulis ‘prohibited from carrying sharp objects’ tapi berhubung lidah gue asli Indonesia banget jadi nyebutnya juga ala-ala lidah orang Indonesia gitu dah!
Bima yang sedari tadi memperhatikan gue membaca tulisan itu hanya tertawa-tawa ringan, yang lain pada sibuk dengan ponsel masing-masing. Sebenarnya, gue bukan tipe orang yang terbiasa melulu pegang dan liatin ponsel, apalagi kalo sedang bersama orang, gue lebih senang berinteraksi langsung dengan orang, membuat guyonan atau saling ‘nyinyir’ aja.
“Bim, liat deh!” colek gue sambil menunjuk ke arah sebuah gambar hewan dengan coretan merah dan tulisan ‘Not allowed to bring pets here!’
“Hahahahaha...,” gue dan Bima spontan tertawa terbahak-bahak.
Iqbal, Alkaf, dan Sada yang memperhatikan kami berdua juga ikut tertawa. Seakan mengerti maksud gue, semua memandang ke Bima dan Sada bergantian, trus tertawa lagi. Bima tiba-tiba mempraktekkan sebuah atraksi, tangan kanannya diangkat dengan jari-jarinya yang menggaruk kepala dan tangan kirinya menggaruk- garuk pinggang dengan lompatan-lompatan kecil, seraya menirukan suara binatang “nyiiit... nyiiit... nyeeet... nyeeet,” kami pun kembali tertawa cekikikan.
“Yu, kayaknya lu cocok jadi ‘tur gud’ deh!” ujar Bima saat kelar dengan atraksinya.
“Hah? Apaan ‘tur gud’, Bim?” tanya gue gak paham