Page 138 - 3 Curut Berkacu
P. 138

 120 3 Curut Berkacu
lantai, jika terlihat miring berarti ada yang perlu disesuaikan lagi.
Gue sudah siap, sudah rapi. Dengan baju PDL lengkap dan atribut tongkat VR dan borgol yang menggelantung di gesper kopel gue, juga tas carrier yang gue gendong, membuat gue semakin percaya diri. Sambil tersenyum- senyum di depan cermin, gue kambali memastikan semua tampak beres dan rapi.
Gue merasakan beban tas carrier cukup berat. Wajar saja, karena gue harus menaruh 3 biji batu bata di posisi tas paling bawah, dan ini salah satu persyaratan yang wajib selain kacang ijo sejumlah 999 biji dan beberapa batang gula merah. Capek loh ngitung biji-biji kacang ijo sampe genap segitu!
‘Tok...tok...tok...!’ gue mengetuk pintu kamar kakak gue sesaat setelah melirik ke jam analog yang melingkar di lengan kiri gue. Sudah pukul 06.00 wib.
‘Kreeek...ngeeeek!’ suara pintu terbuka tak lama kemudian.
Wajah setengah sadar menatap gue sambil menguap lebar, heran melihat pemandangan di depan pintu, memandangi gue yang sudah rapi dengan setumpuk atribut dan bawaan, mengucek matanya seakan ingin memastikan apa yang dilihatnya itu nyata dan bukan mimpi.
“Nong, gue mau pamit ke pelantikan di daerah Jonggol,” ucap gue.
“Nagapain lu ke Jonggol?” tanya kakak gue.
“Nyari bapak ya, kayak si Wakwaw,” lanjutnya sambil nyinyir.
“Kok cari bapak sih, Nong?” tanya gue bingung, tapi
























































































   136   137   138   139   140