Page 140 - 3 Curut Berkacu
P. 140

 122 3 Curut Berkacu
gue, sudah pukul 06.17 wib.
Hani, seorang teman sekaligus tetangga gue yang
telah menyiapkan motor, sebelumnya telah gue minta nganterin ke Polres sudah memberikan aba-aba kesiapan mengawal gue. Sebelum beranjak, tak lupa gue ‘salim’ dan mencium pipi kiri dan kanan kakak tersayang gue.
***
“Oiii, Yu!” suara teriakan yang tidak asing lagi menyapa
dari kejauhan, sementara roda motor masih berputar dan pantat gue pun belum bergeser dari jok motor.
“Hoiii, Bal, gimana persiapan lu?” teriak gue membalas sapaan Iqbal bertepatan saat motor tiba di depan Polres, menginjak jalu kiri motor sebagai tumpuan untuk turun dari boncengan motor. Iqbal juga kelihatannya baru saja tiba.
“Alhamdulillah, udah lengkap, Yu!” balasnya sambil melirik menunjukkan sebuah tas carrier di punggungnya.
Hani pun berlalu. Gue dan Iqbal masih berdiri sejenak, ia bercerita tentang beberapa pengalamannya mengikuti kegiatan serupa dengan ini, dia juga menceritakan pengalaman seorang senior Prasbhara yang cukup dekat dengannya tentang masa-masa pelantikan calon anggota Prasbhara.
Semangat gue semakin menggebu, dibalut rasa was- was kala mendengar cerita-cerita Iqbal tentang kerasnya metode ‘gemblengan’ Saka Bhayangkara untuk calon-calon anggota barunya sebelum pelantikan.
Selain itu, Iqbal juga menyarankan agar gula merah yang gue bawa untuk dikumpulkan secara berkelompok tidak semuanya gue serahkan, sebaiknya gue sisihkan sebagian untuk gue konsumsi sendiri. Katanya, itu nanti























































































   138   139   140   141   142