Page 141 - 3 Curut Berkacu
P. 141

 Keberangkatan Curut ‘ngik-ngik’ 123
akan sangat membantu untuk menjaga stamina di tengah kerasnya latihan pisik. Gue kagum, Iqbal banyak tau tentang hal-hal seperti itu.
Baru saja kami hendak beranjak masuk ke Polres, seseorang tiba-tiba turun dari motor bebek merah. Helm hijau ciri khas sebuah brand ojek online berlahan dilepas, rupanya Bima, “Sorry, guys, hampir telat, maklum mobil gue belum kering, masih di loundry,” ujarnya. Wajah Bima tak kalah berseri-seri, menandakan ia penuh semangat menghadapi prosesi pelantikan kami nanti.
“Aduh, berat banget tas gue, gila ya, yang bener aja kita disuruh gendong batu bata tiga biji segala,” keluh Bima melepas tas carrier-nya sesaat ketika kami sampai di titik kumpul sebelum keberangkatan. “Masa nyerah sebelum berperang, Bim!” celetuk gue.
Sayang sekali, pada kesempatan ini kami harus berpisah. Masing-masing kami harus menjadi Ketua Sangga. Kami dipercaya oleh kawan-kawan seangkatan kami untuk memimpin mereka. Iqbal memimpin Sangga 1, Bima di Sangga 2, dan gue di Sangga 3. Oya, Sangga itu adalah satuan terkecil dalam Pramuka Penegak dan setiap Sangga memiliki 7-10 orang Pramuka Penegak, dan kesatuan dari beberapa sangga disebut Ambalan.
Rencana kami semula untuk tetap dalam satu tenda bersama pun gagal. Kami malah diberikan tanggung jawab yang cukup besar sebagai Ketua Sangga. Kami harus mengelola kawan-kawan yang menjadi bagian dalam Sangga kami masing-masing. Tapi di lain sisi, gue harus berbangga bahwa ini membuktikan gue layak dipercaya untuk memimpin.





























































































   139   140   141   142   143