Page 144 - 3 Curut Berkacu
P. 144

 126 3 Curut Berkacu
‘Priiiiit...priiiiit...priiiit...!’
Bunyi pluit morse tiga kali terdengar berkumandang bertanda kami harus segera berkumpul untuk apel pagi sebelum berangkat. Setiap Sangga mulai mempersiapkan barisannya, barisan putra dan putri dalam satuan berbeda. Rasa was-was dan takut mulai menyelimuti lagi, efek mujarab kue gemblong sirna seketika.
“Pimpinan saya ambil alih, siap grak!” teriak salah satu senior.
“Berhitung, tiap-tiap banjar, mulai!” lanjutnya.
Perhitungan mulai dari Sangga satu yang dipimpin Iqbal. Gue masih berharap Sada segera tiba sebelum giliran berhitung sampai pada Sangga gue. Semakin dekat saja giliran Sangga gue, keringat dingin mulai mengucur. Gue gugup, njir! Yang benar saja, jumlah anggota Sangga gue kurang satu, dan gue tidak bisa memberikan keterangan.
“Ke mana anggota kamu? Kok kurang satu?” teriak kak Afif. Dia adalah ketua pelaksana kegiatan pelantikan kali ini. Sepasang kaki yang dibalut sepatu PDL yang semula gagah dan percaya diri mulai gemetar, gue bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan kak Afif yang terkenal
sangat sangar ini.
“Mana anggota kamu satu lagi, Din!!!” teriakannya
semakin keras.
Din, juga salah satu nama panggilan gue selain ‘Yu’,
singkatan dari nama lengkap gue, Wahyudin. Tangan gue kepal erat, dada gue busungkan, nafas gue tarik sangat dalam, pandangan gue arahkan lurus ke depan. “Siap kak! Tanpa keterangan. Saya sudah hubungi tapi belum direspon. Mungkin terlambat, Kak!” jawab gue berusaha tegar, sesuai























































































   142   143   144   145   146