Page 157 - 3 Curut Berkacu
P. 157
Pelantikan Para Curut Gagah 139
setiap kesempatan selalu bersama bokap gue, dan di sela- sela itu bokap gue selalu memberikan nasihat. Saat itu adalah masa-masa akhir bersama bokap gue yang tidak lama kemudian juga menyusul nyokap gue yang telah mendahuluinya.
‘Pemimpin itu harus ada paling depan, untuk membukakanjalanbagiorang-orangyangdipimpinnya. Juga harus ada di paling belakang, untuk memastikan tidak ada yang ketinggalan atau malah salah jalan’
Ya, gue harus akui bahwa Iqbal lah yang telah berhasil memahamkan gue tentang maksud dari petuah bokap gue itu.
“Ini belum rapi, ayo kita rapikan cepat! Biar kita bisa istrahat sambil menunggu waktu ashar tiba kan!” seru Iqbal saat melihat terpal alas tenda mereka masih semrawut dan tas-tas carrier yang masih berserakan. Dia mengawali mengatur tas-tas itu. Anggota-anggotanya yang lain dengan serentak bergegas membantunya. Dan dalam sekejap menjadi beres.
Memang beda dengan Sangga gue! Meskipun tenda sudah berdiri kokoh, di dalamnya malah sudah banyak yang pulas dengan posisi seenaknya. Apalagi Sada yang dia sendiri saja sudah menghabiskan jatah space untuk 2-3 orang seukuran orang normal. sampai-sampai gue tidak kebagian space untuk ikut beristrahat. ‘Tega amat sih kalian,’ bisik gue dalam hati.
Gue pun ‘nyempil’ di sisi Upi, hanya terduduk berdiam mengatur nafas. Cuaca panas yang sangat menyengat ditambah aroma keringat dari ‘penumpang’ tenda