Page 162 - 3 Curut Berkacu
P. 162
144 3 Curut Berkacu
apa. Jangan cemen lah!” dengan serius Iqbal mencoba menasihati gue agar tidak mudah pasrah dan menyerah terhadap nasib.
“Menurut gue, Yu, di setiap kegiatan Pramuka itu pasti selalu mengajarkan kita nilai-nilai kebaikan, ada nilai- nilai moral yang tinggi yang selalu dijunjung dan itu bisa membantu kita mewujudkan pembentukan karakter kita sebagai anggota Pramuka Sejati.”
“Pramuka Sejati? Pramuka seperti apa yang lu maksud itu, Bal?” tanya gue disela ia sedang memotivasi gue.
“Nanti lu bakal ngerasain sendiri kok, Yu!” jawabnya singkat.
Senyumnya yang khas menghiasi wajahnya. Kulit sawo matang yang mewarnai kulitnya itu memancarkan aura kewibawaan. Sumpah, memandangi wajahnya seakan memberikan gue penghiburan, gue merasa bokap gue hadir dalam wujud Iqbal. Meskipun kami masih ‘sepantaran’, namun dia terlihat jauh lebih dewasa dari usianya.
“Untuk menemukan feel itu, lu harus capai semua tingkatan dalam Pramuka! Kejar Bantara lu, terus sampai Laksana dan Garuda! Terus aktif di Pramuka dengan penuh semangat dan niat yang tulus, insya Allah pasti bisa! Dan saat itu lu sendiri akan menjawab pertanyaan itu!” lanjutnya dengan wajahnya berseri, gue merasakan ketulusan hati seorang sahabat yang sedang memotivasi gue. Sangat beruntung gue bisa bersahabat dengannya.
Gue sangat serius mendengar setiap ucapan yang dilontarkannya. Sebelumnya, gue belum pernah mendapatkan nasihat-nasihat membangun seperti ini selain dari bokap gue. Seakan rasa haus dan dahaga gue