Page 167 - 3 Curut Berkacu
P. 167
Pelantikan Para Curut Gagah 149
perintah itu. Merayap dengan menggunakan kedua lengan secara bergantian untuk menarik badan bergerak ke depan mencapai arah yang ditunjukkan. Kami seolah berlomba untuk mencapai tujuan itu.
Baju seragam dan celana coklat yang gue kenakan dipenuhi dengan rumput-rumput kering kecoklatan seakan menyatu dengan seragam yang gue kenakan. Para senior; pembina dan pamong Saka memperhatikan dengan serius, menjaga jangan sampai ada yang melakukan dengan tidak benar. Tidak ketinggalan warga sekitar ikut menyaksikan juga seakan kami adalah tontonan gratis untuk hiburan mereka yang cukup jauh dari pusat keramaian kota. Di antara mereka ada juga yang memanfaatkan ‘sikon’ alias situasi dan kondisi untuk menjajakan makanan kecil dan minuman.
Belum juga cukup dengan aksi merayap itu, sesampai pada titik awal, kami kembali diperintahkan untuk push-up lagi. Sejauh ini, gue menyelesaikan semua perintah dengan baik tanpa kendala yang berarti. Sesekali gue menyoraki kawan-kawan yang belum menyelesaikan perintah itu. Ada juga yang harus dihukum untuk melakukang ‘kengkreng’ karena tidak melakukan aksi merayapnya dengan baik, atau saat push-up tidak sempurna. Pokoknya, sore ini kami habiskan dengan kegiatan pisik yang melelahkan namun sangat mengasikkan.
Tak terasa, hari semakin sore, matahari mulai terbenam seakan mengucap salam perpisahan sementara untuk bertemu lagi esok pagi.
“Sekrang jam berapa, Yu?” tanya Bima dengan nafas terengah-engah selepas menyelesaikan push-up.