Page 171 - 3 Curut Berkacu
P. 171

 Pelantikan Para Curut Gagah 153
Tapi, ternyata tidak semudah dugaan gue, kami harus berjalan antri sambil jongkok menuju lokasi prasmanan. Makanan yang jelas-jelas sudah di depan mata, masih saja diperjuangkan untuk diraih apalagi sebuah cita-cita, harus serius diperjuangkan!
Peserta yang telah mendapatkan giliran mengambil makanan, pun belum bisa langsung disantap. Harus kembali dalam barisan melingkar seperti sebelumya dan menunggu peserta yang lain hingga semuanya kelar mengambil makanan. Dan ingat loh ya! Tas carrier masih harus terus kami jinjing. Bisa bayangkan kan bagaimana beratnya jalan jongkok ke dan dari lokasi prasmanan itu?
“Ayo cepat! Begitu saja lamban, itu tengok kawan- kawan kalian sudah menunggu untuk makan, kalian tidak peduli mereka, hah?!” suara membentak yang gue dengar terasa tidak asing.
Gue mendongakkan wajah yang sedari tadi tertunduk menatap rerumputan menanti giliran antri, mengalihkan ke sumber suara membentak itu. Owh, rupanya kak Rizka. Senyum khas dengan gaya bibir sebelah tertarik naik kali ini tidak nampak, sepertinya senyum itu tersingkir ditutupi raut sinisme. Mengetahui itu kak Rizka, rasanya beban di pundak gue bertambah berat dua kali lipatnya. Tapi beruntung, kak Rizka jadi pengertian, dia menyuruh kami melepas tas carrier kemudian melanjutkan antrian sambil jongkok.
“Silahkan satu orang memimpin doa sebelum makan,” suara kak Rizka kembali terdengar dari belakang barisan setelah seluruh peserta kembali dengan makanan masing- masing.
Doa dipanjatkan, dan kunyah demi kunyah mewarnai




























































































   169   170   171   172   173