Page 175 - 3 Curut Berkacu
P. 175

 Pelantikan Para Curut Gagah 157
“Satu dua, satu!” teriak Bima memulai menghitung. “Satu!” teriak kami mengikuti.
“Satu dua, dua!” lanjut Bima.
“Dua!” lanjut kami.
“Satu dua, tiga!”
“Tiga!”
Proses push-up terus berlanjut. Beban yang ada di
pundak menambah beratnya hukuman ini. Beberapa kali kak Afif menekan badan peserta karena dianggap tidak sempurna melakukan push-up. Termasuk gue yang ditekan cukup keras. Gue jadi jengkel, gue tidak suka perlakuan senior satu ini.
“Gue gak suka sama dia! Sok ngatur seenaknya aja! Mentang-mentang gue di bawahnya, dasar!” gumam gue melirik ke Iqbal yang juga di samping gue.
“Jangan bicara gitu, Yu! Gak baik! Nikmati aja dulu! Jangan masukin di hati lah!” bisik Iqbal menimpali umpatan gue.
Gue terdiam. Iqbal kok bisa sesantai itu, pikir gue. Bukannya dia juga tadi ditekan cukup keras, tapi kok sama sekali tidak ada rasa jengkel apalagi dendam. Hatinya terbuat dari apa coba? Gue kembali meliriknya, Iqbal juga melirik gue dan tersenyum. Keringatnya yang bercucuran itu seakan tidak cukup untuk membuat emosinya kacau.
***
Senja di hari ketiga segera akan tiba mengganti sore.
Gue berdiri paling depan memimpin anggota Sangga gue setiba di pos terakhir dalam kegiatan Penjelajahan dan Halang Rintang yang dimulai sejak siang tadi. Nafas gue masih terengah-engah setelah berjalan jongkok beberapa





















































































   173   174   175   176   177