Page 198 - 3 Curut Berkacu
P. 198

 180 3 Curut Berkacu
berefek pada semangatnya, mungkin saja.
Wajar sih, selama lebih setahun ini, gue dan
Iqbal sangat jarang mangkir dari latihan. Meskipun ada halangan, kami saling memberi tau, seperti layaknya Bima tadi, dia memberi tau tidak bisa datang karena penyakit langganannya sedang bertamu, mules, dan tidak bisa jauh- jauh dari toilet. Pernah sekali dia paksakan untuk tetap hadir, tapi kasian juga lihatnya, hanya beberapa belas menit berselang, dia harus ke toilet lagi hingga akhirnya diminta pulang oleh Pembina.
Materi Saka Bhayangkara segera dimulai. Pembina meminta kami untuk membuat baris melingkar. Semenjak pelantikan lalu, entah kenapa, anggota Saka Bhayangkara angkatan gue semakin tergerus, dan sekarang yang hadir hanya 22 orang yang sebelumnya mencapai lebih 40 orang. Mungkin yang lainnya sudah dijangkiti penyakit malas, atau mungkin tujuannya ber-Saka hanya sampai pada pelatinkan saja. Berbeda dengan gue, iqbal, dan Bima, kami sangat jarang absen, ada perasaan rugi yang terasa jika terpaksa harus absen. Meskipun begitu, kami selalu saling berbagi informasi jika terpaksa harus mangkir dari latihan.
Iqbal melihat gue, sontak dia tersenyum dan menghampiri, gue balas senyumnya. “Yu, lu ternyata hadir, kok tadi gak kelihatan, WA gue juga lu gak balas?” tanyanya sambil kami menggabungkan diri dalam barisan melingkar. “Gue telat bangun, Bal, pas bangun langsung tancap ke sini jadi gak sempat buka HP lagi, untungnya tepat waktu,” jawab gue dengan nada ringan.
Gue merasa Iqbal memerhatikan tindak tanduk gue, mungkin dia curiga jika gue berbohong, tapi gue tetap




























































































   196   197   198   199   200