Page 199 - 3 Curut Berkacu
P. 199

 Bunga Bangkai 181
berusaha berlaku seperti biasanya.
“Katanya Bima mules lagi ya, Bal, jadi nggak bisa ikut
latihan,” gumam gue bertanya basa-basi saat kami sudah duduk sempurna dan siap menerima materi.
Iqbal yang duduk di samping gue melirik tanpa kata- kata. Tatapannya membuat gue bingung. Bima kan memang sedang mulas, apa yang salah dengan pertanyaan gue?
“Tadi lu bilang belum sempat buka HP, terus lu tau Bima mules dari mana?” Iqbal kemudian bertanya sekaligus pertanyaannya itu menjawab kebingungan gue mengapa dia melirik gue seakan ada kecurigaan.
Itulah bohong! Tidak ada yang sempurna. Gue bahkan baru saja mengatakan bahwa gue tidak sempat buka HP sebagai alasan kenapa gue tidak membalas chat whatsapp dia. Tapi gue sendiri yang membongkar kebohongan gue itu dengan pertanyaan basa-basi tentang Bima. Aduh, ketahuan deh, tapi gue tidak kehabisan akal.
“Owh iya, tadi itu gue sempat liat notif tampilan layar HP gue, Bal, waktu abis parkirin motor,” sangkal gue.
“Owh gitu,” balasnya singkat. Nadanya mengisaratkan ketidakpercayaan, atau mungkin karena feeling gue saja, sehingga gue agak sensitif dengan respon Iqbal.
Kali ini materi dimulai dengan tajuk tentang Tulisan Tangan dan Tanda Tangan. Materi ini adalah materi kedua dari materi Krida TPTKP atau Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara, yang sebelumnya tentang Pengenalan Sidik Jari.
Sepanjang penyampaian materi berlangsung, gue tidak bisa fokus. Beberapa kali si Bunga terlihat berjalan memerhatikan kami yang sedang menerima materi. Dengan
























































































   197   198   199   200   201