Page 206 - 3 Curut Berkacu
P. 206

 188 3 Curut Berkacu
kerja sama, tidak boleh saling sikut apalagi cari-cari perhatian agar bisa berhasil. Contohnya, kayak Wahyudin, itu tidak patut dicontoh, ya gitu deh, Bal!”
“Itu yang ngomong kak Bunga?” suara Iqbal agak meninggi, tatapannya serius.
“Tidak patut dicontoh, maksudnya apa, Yu?”
Gue akhirnya bercerita panjang lebar tentang tingkah si Bunga. Saat sesi akhir latihan di Ambalan sekolah gue, dia semacam memberikan pengarahan tapi isinya menjelek- jelekkan gue. Menurut teman gue, yang menyampaikan cerita itu ke gue, si Bunga ini kelihatannya tidak suka dengan cara gue yang terlalu cepat melejit. Gue masuk jadi anggota DKR tanpa pemberitahuan ke dia dulu, apalagi gue juga dipercaya sebagai Ketua Angkatan ke-35 di Saka Bhayangkara. Gue seakan melangkahi dia sebagai senior dan menurutnya gue tidak menghargai dia dan Dewan Ambalan.
Bunga adalah nama yang bukan sebenarnya, gue sengaja menjulukinya ‘Bunga Bangkai’ karena memang terkenal selalu sinis, mulutnya sering dikotori dengan ucapan-ucapan tentang kejelekan orang lain yang membuat teman-temannya jadi risih sehingga tidak ada yang mau berteman lebih dekat dengannya, selain itu dia suka mencampuri urusan orang lain. Dan kali ini gue yang dapat giliran disinisi dan dijelekin.
Gue sangat tidak terima perlakuan dia. Itu sama saja dengan mempermalukan gue di hadapan teman-teman seangkatan dan adik kelas gue. Perasaan gue berkecamuk mulai tadi malam, sampai-sampai gue sulit untuk tidur. Hati gue dipenuhi rasa kesal, marah, dan emosi, tapi gue tidak




























































































   204   205   206   207   208