Page 207 - 3 Curut Berkacu
P. 207

 Bunga Bangkai 189
tau harus bertindak seperti apa. Andai dia cowok, mungkin akan lebih mudah, gue tinggal datang ke hadapannya, minta dia ulangi lagi perkataannya, lalu gue tonjok. Tapi dia cewek, cuy! Gue belum tau bagaimana cara melampiaskan kemarahan di depan cewek!
Iqbal kelihatan sangat serius mendengarkan penjelasan gue, beberapa chat dari kawan juga gue lihatin ke dia, karena selain yang datang ke rumah, ada juga yang ngasi tau lewat whatsapp dan line.
“Apa salah gue, Bal?” keluh gue, tatapan Iqbal sangat tajam.
“Lu gak salah apa-apa, Yu!”
“Orang berprestasi kok dijulitin!”
“Gak waras si Bunga itu!”
“Dasar, Pramuka KW!” suara Iqbal seakan menahan
amarah.
Baru kali ini gue melihat Iqbal dengan tatapan dan
suara seperti itu. Sebelumnya, kami selalu dalam suasana ceria dan penuh lelucon-lelucon konyol. Begitulah cara kami melampiaskan kejenuhan sehari-hari yang dipenuhi dengan kegiatan sekolah; mulai jam pelajaran, mengerjakan PR, tugas kelompok, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, apalagi gue yang mengikuti 4 jenis ekstrakurikuler, yaitu: kesenian angklung, Hadhroh, Rohis, dan Pramuka. Belum lagi kegiatan gue di Saka Bhayangkara, DKR Bekasi Timur, dan sebagai Sekretaris Bidang di Karang Taruna wilayah gue tinggal. Lu bisa banyangin kan begitu padatnya akvitisa gue.
“Lu yang sabar, Yu!” lanjut Iqbal menepuk pundak gue. “Jangan karena dia, lu malah jadi patah semangat, Gue























































































   205   206   207   208   209