Page 209 - 3 Curut Berkacu
P. 209
11
Curut Egois
Tumben, Bima lebih dulu tiba, tidak biasanya, dengan santai ia duduk di atas jok motor dan ponsel di tangannya. Beruntung, Bima menyediakan dua
slot parkir di bawah pohon seri buat gue dan Iqbal. Motor gue bakal adem hingga akhir latihan nanti, hehehe.
“Wahyu Ayyubi!” sapanya memanggil nama gue. “Nape?” jawab gue.
“Baru sampe, Komandan?”
“Yaelah, pake tanya, emang lu liatnya gimana, Bim?” “Hehehe, namanya juga basa-basi!”
“Yah, lu yang basi, Bim, mau gue angetin, jadi cilok kuda Nil?”
“Loh kok, ciloknya daging kuda Nil, Yu, daging gue dong!”
“Bodo!” balas gue judes.
