Page 229 - 3 Curut Berkacu
P. 229

 Curut Egois 211
punya otak lu!” teriak gue lebih keras.
“Gue buru-buru, Yu!” kilahnya membela diri.
‘BUG!!!’
Hantaman gue yang kedua kali tepat mengenai
dagunya. Kini dia menjadi geram, seketika turun dari jok motor, menarik kerah baju gue, dan memukul pipi gue dengan kekuatan yang tak kalah kerasnya dari pukulan gue.
“Bangsat lu!” pekik gue sambil melayangkan tendangan.
Perkelahian kami tak bisa dihindari. Anak-anak yang masih berada di lokasi hanya bengong menyaksikan kami berdua sedang duel. Bima yang tak mau kalah dengan tendangan gue yang tepat mengenai pinggangnya, ia balas dengan pukulan bertubi-tubi ke perut gue. Perkelahian kami seakan terus berlanjut. Amarah gue juga sedang mencapai puncaknya.
Para senior yang berada tak jauh, berlarian menuju tempat kami yang sedang adu jotos, dua orang di antaranya melerai kami. Gue ditarik paksa menjauhi Bima.
“Apa-apaan kalian ini!” bentak Kak Afif.
“Kalian mau buat malu Saka Bhayangkara ya?” bentaknya lagi.
Kalimat kak Afif itu seakan menampar gue juga. Bagaimana tidak, secuil pun maksud untuk mempermalukan Saka Bhayangkara tidak pernah ada di hati gue. Justru gue bertindak seperti itu karena ingin memberikan pelajaran ke Bima.
“Jelasin ada apa ini!”
Kak Afif memandangi gue dan Bima dengan sorot mata tajam membelalak. Kemudian berbalik ke anak-anak





















































































   227   228   229   230   231