Page 230 - 3 Curut Berkacu
P. 230

 212 3 Curut Berkacu
yang masih berkerumun. “Apa kalian liat-liat?”
“Saya minta kalian semua pulang, tidak ada lagi yang masih di sini!”
Tanpa pikir panjang, semua pada bubar dan meninggalkan lahan parkir. Kini tinggal gue dan Bima bersama Kak Afif dan para senior lainnya.
“Kita selesaikan ini dengan kepala dingin, saya gak harus menggunakan cara kekerasan juga buat kalian berdua, meskipun berkelahi itu adalah pelanggaran yang sangat fatal!”
Kak Afif memerintahkan gue dan Bima untuk duduk berdampingan, dan semua senior yang hadir juga sudah mengerumuni.
“Wahyu pukul saya duluan, Kak!” ucap Bima mengawali. “Benar itu, Wahyu?” tanya kak Afif.
“Iya, Kak!” jawab gue tegas.
“Kenapa kamu memukul Bima?” tanyanya lagi sambil
geleng-geleng kepala.
“Sahabat yang pergi begitu saja di kala sahabatnya
susah itu adalah sampah, jadi wajar kalau saya memperlakukan dia seperti sampah, kak!”
“Maksud kamu apa?”
“Kalau dia menganggap saya dan Iqbal adalah sahabatnya, dia pasti peduli dengan kami. Tapi nyatanya, Bima tidak begitu, Kak!” kata gue mulai menjelaskan.
“Padahal dia tau kalau sahabatnya sedang terluka, dan itu akibat dia juga. Tapi dia malah sengaja menghindar dan seakan tidak mau tau apa yang sedang terjadi,” lanjut gue penuh percaya diri bahwa gue punya alasan kenapa




















































































   228   229   230   231   232