Page 250 - 3 Curut Berkacu
P. 250

 232 3 Curut Berkacu
antri tiket, ternyata dia Fiera. Tiba-tiba gue salah tingkah. Gue tidak menyangka Iqbal bersama Fiera, orang yang selama ini gue taksir setengah mati, orang yang selama ini selalu hadir dalam angan-angan gue, sekarang orang ini di depan mata gue bersama sahabat gue, iqbal.
Jadi Iqbal dan Fiera sudah jadian? Sejak kapan? Iqbal sendiri bahkan tidak pernah cerita, dan setau gue, Iqbal itu tidak punya pacar. Iqbal tidak pernah cerita sedikitpun tentang cewek. Atau mungkin bagi Iqbal, gue bukan orang yang tepat untuk certa tentang cewek, apalagi cewek dia. Gue jadi cemburu!
“Iya, aku sudah kenal kok sama Wahyu,” ucap Fiera.
“Wahyu, apa kabar?” lanjut Fiera sambil mengulurkan tangannya.
“Gue baik kok, Fer.” Jawab gue menyambut uluran tangannya dan bersalaman.
Sejujurnya gue berbohong! Melihat Fiera dan Iqbal berjalan berdua adalah suatu yang sangat menyakitkan bagi gue. ‘Fer, gue sangat tidak baik-baik saja,’ bisik gue dalam hati. Kejadian ini membuat hati gue ‘nyesek’, nafas gue jadi tak beraturan, desir darah dan degub jantung gue seketika menjadi kencang tidak terkendali. Rasanya, gue ingin teriak sekeras-kerasnya.
“Ya udah, kita masuk duluan aja, Ra!” ajak Iqbal sambil menarik tangan Fiera setelah pamit duluan meninggalkan gue.
Mereka melangkah menuju pintu studio 2 yang letaknya tidak jauh dari pintu toilet tempat gue masih berdiri. Fiera terlihat cantik. Gue memandanginya dari


























































































   248   249   250   251   252