Page 258 - 3 Curut Berkacu
P. 258
240 3 Curut Berkacu
hanya terfokus pada Iqbal dan Fiera. Pikiran ini yang membayangi gue selama berhari-hari setelah kejadian di bioskop itu. Apalagi jika gue sedang sendiri, pasti pikiran gue larinya hanya ke situ doang. Melelahkan, itulah yang gue rasakan! Tapi lucunya, gue belum berhasil melepaskan diri dari kemelut ini.
“BRUG!!!”
Suara hantaman yang cukup keras terdengar dan membuyarkan lamunan gue yang sambil mengendarai motor. Sialan! Ban depan motor gue menabrak spakbor motor yang ada di depan. Orang itu tiba-tiba berhenti dan membalikkan tubuhnya ke belakang memelototin gue.
“Lu kalau jalan liat-liat, bego!!!” teriak orang itu.
“Iya, maaf ya, Mas!” balas gue dengan wajah melas. Beruntung, orang itu tidak mempermasalahkan
insiden yang baru saja terjadi. Dia pergi begitu saja setelah puas membentak gue dan gue tidak peduli dengan bentakannya, toh gue juga yang salah. Gue pun langsung tancap gas dan berusaha tidak lagi melamun sambil mengendarai.
***
Dari kejauhan gue melihat kedua curut itu, Iqbal
dan bima, telah duluan berada di parkiran tempat kami biasanya memarkirkan motor kami. Mereka duduk di atas jok motor masing-masing dan sedang ngobrol dengan saling berhadapan.
Gue pun memarkirkan motor persis di samping motor Bima. Rupanya mereka sengaja menanti gue datang dan melowongkan parkiran khusus buat gue. Tak ketinggalan sapaan ramah Iqbal, “apa kabar, Yu?” menyambut gue