Page 262 - 3 Curut Berkacu
P. 262
244 3 Curut Berkacu
gue yang sedang menyeruput untaian-untaian mie instan seakan bingung dengan tingkah gue. Tapi gue segera berusaha untuk terlihat normal dan mengulangi kebiasaan- kebiasaan kami sebelumnya.
“Ini, Bim!” ucap gue sambil menggeser mangkuk mie yang hanya tersisa kuahnya saja, soalnya Bima sangat suka kuah mie instan. Tak jarang jika gue atau Iqbal menyisakan kuah mie instan, Bima segera menghabisinya sampai tetes terakhir. “Hehehe, tau aja lu, Yu, makasih ya!” sambungnya dan seketika gue balas, “sama-sama, bro.”
“Yu, kayaknya hari ini lu sedikit beda,” lanjut Bima sambil menyeruput kuah mie.
“Ah, beda gimana, Bim, gue merasa biasa aja,” sanggah gue.
Mendengar kata-kata Bima itu, Iqbal memalingkan wajahnya ke gue sambil mengantongi ponsel yang sejak tadi menyibukkannya.
“Iya, Yu, lu ada masalah yang lain, ya?” tanya Iqbal dengan pandangan serius.
‘Ya, masalah gue itu ellu, Bal! Lu gak pernah cerita kalau lu sudah jadian sama Fiera dan itu membuat gue jadi terlanjur terjerumus jatuh cinta sama Fiera! Dan itu sangat menyakitkan, Bal!’ gerutu gue dalam hati.
“Yu, yeh dia malah bengong, awas kesambet lu!” pekik Bima sambil menyikut gue membuyarkan kebengongan gue seketika.
“Ah, apa? Owh iya, sorry!” sahut gue salah tingkah.