Page 264 - 3 Curut Berkacu
P. 264

 246 3 Curut Berkacu
Gue memutuskan untuk tidak berlama-lama dalam kebimbangan. Gue harus ngomong ke Iqbal. Ini tentunya bukan hal yang mudah, tapi gue harus menempuhnya. Toh, ini demi kebaikan untuk semua. Setelah dua minggu gue berfikir, akhirnya gue harus menempuh jalan ini. Insya Allah ini jalan yang terbaik dan pasti ada hikmahnya.
Hati gue mulai dapat berkompromi dan menerima kenyataan tentang Iqbal dan Fiera, meski rasa patah hati ini belum sedikit pun terobati. Inilah sebuah misteri cinta yang susah dipahami. Bokap dan nyokap gue juga sama sekali belum pernah memberikan petuah tentang cinta sehingga gue tidak memiliki referensi bagaimana cara gue menanggulanginya jika gue dihadapkan dengan persoalan- persoalan pelik seperti ini, sehingga gue harus mencari tau sendiri jalan keluarnya.
Pada dasarnya, gue belum tahu apakah Fiera mencintai gue, atau minimal punya rasa ketertarikan ke gue, tapi itu bukan masalah, karena gue bisa melakukan banyak cara untuk menarik perhatian Fiera hingga pada waktunya iapun mencintai gue.
Namun, semua itu jadi kandas karena Iqbal. Gue tak memiliki kesempatan lagi untuk menarik hati Fiera. Sikap dinginnya selama ini dapat gue pastikan karena dia sudah jadian sama Iqbal dan tentunya sudah menutup hati untuk cowok lain. Fiera bukan tipe cewek yang suka mendua, dia cewek setia. Seperti itulah yang gue tangkap dari pancaran sikapnya.
Nah, inilah saat gue harus mendukung sahabat gue sendiri untuk berbahagia dengan wanita pilihannya, tapi gue tetap tidak sanggup mendustai kata hati gue tentang





























































































   262   263   264   265   266