Page 266 - 3 Curut Berkacu
P. 266

 248 3 Curut Berkacu
kepercayaan sama lu untuk memimpin kita di angkatan ini! Terus lu menyerah begitu saja!!”
Tak ada sedikit pun senyum di bibir Iqbal seperti biasanya. Berlahan-lahan gue menengadah, gue melihat wajah Iqbal dengan nafas yang terengah seakan menahan sebuah tekanan yang bergejolak dalam dadanya. Ya, itu emosi kekecewaan.
Memang, sangat tidak mudah buat gue berada di posisi saat ini. Saka Bhayangkara adalah pengalaman pertama gue dalam berpetualang di dunia kepanduan. Saka yang mengenalkan gue tentang arti kebersamaan, solidaritas, kepedulian, kasih sayang, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Dalam waktu 1 tahun ini, gue telah mengenal banyak teman, belajar kepramukaan lebih luas dari sebelumnya yang banyak gue acuhkan, dan manfaat yang gue rasakan sudah tak terbilang lagi.
Saka Bhayangkara adalah Saka yang mempertemukan gue dengan Iqbal dan Bima. Keduanya banyak mengenalkan gue tentang dunia baru di luar dari yang gue ketahui. Mereka adalah sahabat terbaik yang pernah gue miliki.
Di tempat ini, di parkiran ini, di bawah pohon seri yang rindang ini, tempat kali pertama gue dan Iqbal bertemu, tempat gue bersama Iqbal dan Bima saling menanti untuk latihan bersama atau janjian hendak ke sokin untuk mengganjal perut selepas latihan. Dan di tempat ini pula gue harus menghembuskan berita yang mengecewakan.
“Maaf, Bal, gue serius gak bisa lagi aktif di Bhayangkara!” ucap gue lirih.
“Tapi gue tetap akan aktif di Pramuka, kok.” Gue menarik nafas panjang, “ini harus gue putusin, Bal, karena



























































































   264   265   266   267   268