Page 265 - 3 Curut Berkacu
P. 265

 Patah Hati 247
rasa cinta gue yang sangat mendalam pada Fiera, dan jalan satu-satunya adalah gue harus mengatakan ke Iqbal langsung, tanpa harus menyudutkannya dan tanpa membongkar kemelut batin yang gue alami.
***
“Lu yakin dengan keputusan lu itu, Yu?”
“Coba lu pikirkan baik-baik, Yu, pikirkan dengan logika lu, jangan pake nafsu dan emosi! Wahyu yang gue kenal itu mentalnya sekuat baja, bukan mental tempe seperti ini!”
Iqbal terlihat sangat syok dan tak mampu lagi menyembunyikan kekecewaannya. Seakan tak percaya, ia berusaha meyakinkan gue bahwa keputusan yang gue ambil itu keliru.
Gue bisa memahami kekecewaannya. Keputusan ini pasti tidak pernah ia bayangkan terjadi. Tapi gue sudah bulat dengan risiko apapun, termasuk akan kehilangan kedua sahabat gue yang selama ini membersamai gue dalam canda, tawa, suka, duka, dan segala kondisi selama kami di Saka Bhayangkara.
“Yu, liat gue!” pekik Iqbal.
Gue tetap tertunduk, serasa tak mampu mendongak dan memandanginya. Gue malu bercampur haru, berbaur kesal dan patah hati.
“Lu memang gak peduli lagi sama kita semua di sini?” tanya Iqbal lagi.
“Yu, kita saling peduli satu sama lain, bukan cuman gue, tapi kita semua satu angkatan di Saka Bhayangkara ini, khususnya angkatan 35. Lu pikir dong sama kami yang sudah percaya ke lu sebagai pemimpin angkatan kita! Lu pikir juga dong sama senior-senior yang sudah menaruh
























































































   263   264   265   266   267