Page 287 - 3 Curut Berkacu
P. 287

 Pelarian 269
dulu, buat cowok hanya 2 buah dan cewek hanya 1 buah. Ternyata latihannya juga cukup menguras energi.
Dan yang paling berkesan itu adalah kegiatan Halang Rintang yang merupakan kegiatan akhir sebelum acara prosesi pelantikan resmi. Bagaimana tidak, kegiatan ini dilakukan di pagi-pagi buta banget. Bukan setelah Subuh lho, tapi jauh sebelumnya. Tepatnya kami dibangunkan pada pukul 01.00 dini hari untuk segera berkumpul di tengah lapangan, dan harus berkumpul sesegera mungkin. Suara Kak Pram yang sedang berhitung juga terdengar membuat kami semakin panik. Anehnya, ini bukan berhitung mundur layaknya senior yang biasanya memberikan kesempatan terbatas dengan perhitungan mundur, tapi ini berhitung maju yang membuat gue bingung sampai hitungan berapa maksimalnya untuk kesempatan kami berkumpul di lapangan.
Menarikanya, saat kami semua sedang bersegera menuju ke lapangan, kami mendapati sepatu-sepatu kami sudah tidak karuan bentuknya, semua bercampur-campur dengan sepatu dari Sangga lain. Terbukti meskipun hanya diterangi cahaya rembulan, samar-samar terlihat adanya sepatu cewek juga yang ditemukan di Sangga gue, padahal sebelum istrahat tadi gue sudah mengajak anggota Sangga gue untuk menyusun sepatu masing-masing dengan baik.
Gue sadar bahwa ini ‘kerjaan’ para senior, maka gue segera instruksikan ke anggota-anggota gue untuk mengabaikan mencari sepatu yang tepat, “Gak usah cari sepatu kalian dulu, pakai saja sepatu yang ada! Biar kita cepat bisa berkumpul,” kata gue mengingatkan.
“Hei, lelet banget kalian, ayo cepaaat!” bentak Kak





























































































   285   286   287   288   289