Page 288 - 3 Curut Berkacu
P. 288
270 3 Curut Berkacu
Pram terdengar.
“Begitu saja kalian lama, bagaimana nanti di lapangan
saat bertemu pasien dalam keadaan genting kalau tim medisnya aja klemer-klemer!”
Mendengar itu, kami pun tidak lagi peduli dengan sepatu. Setiap orang mengambil sepatu dari tumpukan tanpa menghiraukan itu sepatu siapa, ukuran berapa, apa sudah benar sepasang atau keduanya sama-sama kiri atau sama-sama kanan, yang penting tinggal pakai dan meluncur ke lapangan.
Cekatan dan tangkas! Ya, keduanya adalah sifat dasar yang harus dimiliki oleh setiap pelayan kesehatan, termasuk para tenaga medis dan relawannya. Kemudian, sifat peduli dan komunikatif juga merupakan sifat dasar lainnya yang harus dimiliki untuk mampu berinteraksi dengan baik kepada pasien. Dan dikemas dengan sifat sabar yang menjadikan semua layanan yang dilakukan terasa lebih ringan dari beban sebenarnya.
“SEPULUH”
Suara Kak Pram kini sampai di hitungan kesepuluh, terdengar melengking sampai sudut-sudut hutan yang mengitari alam perkemahan Pekopen. Lalu terhenti. Sepertinya semua peserta sudah pada berkumpul di lapangan. Setiap Sangga sudah diambil alih oleh ketuanya masing-masing, merapikan barisan dan memeriksa jumlah anggota apakah sudah tepat jumlahnya tanpa instruksi dari pembina.
Suara tawa-tawa kecil mulai terdengar dari semua peserta. Pantas saja, ternyata sepatu yang kami kenakan menjadi bahan tertawaan itu. Ada yang mengenakan sepatu