Page 291 - 3 Curut Berkacu
P. 291
Pelarian 273
sesekali juga ada yang tersesat, dan komandan barisan dengan segera berusaha mengembalikan agar barisan kembali utuh.
“Selamat malam di dunia malam!” ucap Kak Pram menyambut kami sesaat setelah kacu penutup mata diperintahkan untuk dibuka.
Gue merasakan tanah yang sedang gue injak ini sepertinya tanah becek. Di depan, gue melihat beberapa panjatan tebing yang terbuat dari rajutan tali tambang, di sebelahnya ada ban-ban mobil yang disusun zig zag, dan di ujung terdapat kolam yang dengan jelas di permukaan airnya terpantul gambaran sinar bulan. Ini adalah rangkaian wahana untuk latihan ketangkasan.
“Ini akan menjadi tantangan buat kalian. Kalian akan melakukan simulasi penanganan pertama pada gawat darurat. Kalian akan melewati rintangan yang ada secara berurutan,” kata Kak Pram kemudian sambil menunjuk ke arah wahana halang rintang.
“Setiap Sangga wajib memilih satu di antara anggotanya untuk berperan sebagai korban yang harus ditolong dan melewati setiap rintangan. Kalian harus menjaga korban agar tidak terjatuh dan cidera. Ingat, yang kalian bawa itu adalah manusia beneran, kawan kalian sendiri, bukan patung simulasi. Jika salah satu dari kalian melakukan kesalahan, maka bisa berakibat fatal buat si korban!”
Kami pun mulai mempersiapkan diri untuk menaklukkan setiap rintangan. Pertama-tama memilih pemeran korban, kami memilih anggota yang bobot tubuhnya paling ringan agar memudahkan kami membopongnya saat melewati