Page 292 - 3 Curut Berkacu
P. 292

 274 3 Curut Berkacu
halang rintang. Kemudian, halang rintang pun dimulai dari Sangga putra dan diikuti oleh Sangga putri setelahnya. Kami harus merangkak menuju rintangan pertama dari tempat kami berada sekarang.
“Ayo, Bib, kita pasti bisa!” seru gue ke Abib, salah satu anggota Sangga gue.
Dia bersedia punggungnya ditumpaki oleh korban. Gue dan anggota lainnya berada di samping Abib, menjaga agar korban tetap aman dan stabil. “Masukkan tangannya ke dalam saku, agar tangannya gak kemana-mana, bisa lecet nanti!” pekik gue memerintahkan ke anggota di sisi lain Abib.
Sedikit demi sedikit kami merangkak, tak peduli lagi dengan rumput kering yang menggores siku. Posisi ini memang sangat sulit ditambah harus membawa korban juga, tapi tak ada kata menyerah, harus terus maju dan pantang mundur.
Akhirnya, usaha tak mengkhianati hasil. Kami dapat melewati seluruh rintangan dengan baik, meskipun sangat berat. Apalagi Abib yang tubuhnya harus sekaligus digunakan sebagai tandu untuk membawa korban, pasti lebih berat.
Kak Pram terlihat berdiri di pinggir kolam, sejak tadi memerhatikan kami yang terendam di kolam air hingga seleher. Dan sesampai di ujung kolam, kami pun disuruh lagi untuk menutup mata dengan kacu, tak peduli kacunya basah atau kotor. Jika tidak ada krn mungkin terjatuh maka harus dengan kaos kaki. Kemudian kami digiring lagi ke pinggir hutan tak jauh dari wahana halang rintang tadi, kemudian membentuk lingkaran dengan pencahayaan lilin




























































































   290   291   292   293   294